
Pantau - Aparat kepolisian mengungkap alasan pabrik bakso di Sukatani, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), mengganti bahan baku daging sapi dengan jeroan dan kerongkongan. Katanya, aksinya untuk menekan biaya produksi.
"Dia cara mengelabui konsumennya begitu, tidak ada daging sapi. Jauh lebih murah mereka produksinya. Hanya campuran tepung tapioka dan kerongkongan jeroan," kata Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Victor Inkiriwang, kepada wartawan, Rabu (7/8/2024).
Pemilik pabrik bakso berinsial MT (30) mengaku bahwa apa yang dilakukannya itu untuk menekan biaya produksi. Diketahui, pabrik tersebut telah meraup untung Rp15 juta sebulan. Pabrik tersebut memiliki 60 karyawan, dan dalam satu hari memproduksi sebanyak 200 ribu butir bakso.
"Keuntungan bisa dapat kurang lebih per bulannya itu Rp 15 juta. Jumlah karyawan 50-60 orang, satu hari produksi 200 Ribu butir semuanya. Kalau kita kemas, taruh lah kemasan sedangnya 10, berarti 20 ribu kemasan," katanya.
Sebagai informasi, pabrik bakso yang telah beroperasi sejak 2018 ini ternyata tidak memiliki izin edar. Polisi juga sudah menetapkan MT sebagai tersangka dalam kasus ini. Selain sebagai pemilik, MT juga merupakan penanggung jawab pabrik tersebut.
"Sempat dapat izin edar cuman mati. Pemicunya ini sebenernya kira bisa tahu, entry point-nya kita bisa tahu ke dia itu karena dia mengedarkan produk tanpa izin edar," ujar Victor.
Pabrik ini mengaku memproduksi bakso dari daging sapi, tetapi faktanya setelah dicek laboratorium dan periksa saksi bahan baku yang digunakan hanya terigu dan jeroan sapi. Jadi menggunakan jeroan dan kerongkongan sapi agar mendapat rasa sapi, namun sama sekali tidak ada kandungan daging sapi di dalamnya.
- Penulis :
- Firdha Riris