Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Fakta Dibalik Viral Lomba Panjat Pinang Berhadiah 'Janda'

Oleh Fithrotul Uyun
SHARE   :

Fakta Dibalik Viral Lomba Panjat Pinang Berhadiah 'Janda'
Foto: Panjat Pinang Berhadiah Janda di Cianjur (Tangkapan Layar)

Pantau - Setiap tempat memiliki ciri khas dalam memperingati HUT ke-79 RI, Kali ini ada yang unik dalam salah satu lomba yang diselenggarakan di Kampung Lembur Tengah, Desa Solokpandan, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat. Panjat pinang yang berhadiah janda, lomba ini memiliki maksud tersendiri.

Dalam video yang viral, terlihat beberapa pria yang sedang memanjat tiang dan terdapat seseorang yang duduk dengan berpenampilan perempuan dengan pakaian merah sambil memegang payung. Dinarasikan perempuan yang yang duduk tersebut diduga menjadi hadiah bagi para pemenang. Tak hanya itu ada berbagai hadiah lainnya yang ditaruh di ujung tiang.

Penjelasan Ketua RW
 

Amir Saepudin selaku ketua RW 16 Kampung Lembur Tengah mengkonfirmasi mengenai perlombaan 17 Agustusan unik yang diselenggarakan di kampungnya. Pihaknya sengaja menggelar lomba yang berbeda dari umumnya agar terkesan lebih unik.

Selain itu, ‘janda’ muda yang diperjuangkan oleh para peserta lomba sebenarnya adalah laki-laki yang didandani layaknya seorang perempuan. Tidak mendapatkan ‘janda’, para peserta lomba yang berhasil memenangkan perlombaan panjat pinang tersebut akan diberikan uang tunai sebagai hadiah.

“Kalau yang biasa-biasa saja lombanya kan sudah biasa. Jadi disepakai yang unik. Tapi itu bukan perempuan tetapi laki-laki yang didandani sebagai perempuan,” tutur Amir Saepudin, Senin (19/8).

Selain mengkonfirmasi agar lomba di daerahnya terkesan lebih unik, ketua RW 16 tersebut juga menegaskan bahwa lomba panjat pinang tersebut tidak memiliki niat untuk menjatuhkan harga diri wanita. Amir juga memberikan penjelasan bahwa lomba tersebut memiliki makna mendalam mengenai dunia dan akhirat.

“Jadi itu gambaran di dunia. Kalau akhirat tentu harus dikejar, tapi urusan dunia juga tidak boleh terlewatkan dan harus diusahakan untuk dikejar. Harta, tahta, dan wanita yang menjadi gambaran urusan dunia harus diusahakan layaknya diperlombakan. Kalau tidak sanggup sendiri, maka bersama-sama untuk bisa mengejarnya,” ucap Amir.

Ketua RW itu juga menjelaskan jika memang banyak lomba yang sangat beragam agar tidak monoton demi merayakan kemerdekaan Indonesia, Selain lomba panjat pinang janda, dia juga mengadakan lomba menangkap tikus. Mungkin terdengar menjijikan, tapi hal unik ini memiliki makna yang begitu berarti yaitu menangkap para “tikus kantor” atau para “koruptor” yang karena perbuatan mereka, para rakyat jadi sengsara.

Amir juga menambahkan, “Ini pesan untuk pemerintahan pusat, agar tangkap seluruh koruptor selayaknya kami menangkap tikus yang seringkali menjadi hama. Kami harap dari perlombaan ini pesannya sampai dan bisa memberantas para koruptor,”.

Laporan: Keyzia Ilunia Anatatya, Siti Nazwa Aprillia, Gita Andini

Penulis :
Fithrotul Uyun