HOME  ⁄  News

Wakapolres Tangerang Luka Kepala, Jadi Korban Aksi Anarkis Warga yang Protes Kecelakaan Bocah

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Wakapolres Tangerang Luka Kepala, Jadi Korban Aksi Anarkis Warga yang Protes Kecelakaan Bocah
Foto: Sejumlah truk dirusak massa usai kecelakaan tragis di Teluknaga. Tangkapan layar IG Infotangerang.id

Pantau - Wakapolres Metro Tangerang Kota terluka di bagian kepala akibat menjadi korban aksi anarkis massa di Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten. Insiden ini terjadi setelah warga meluapkan kemarahan mereka atas kecelakaan tragis yang menimpa seorang anak berusia 9 tahun yang terlindas truk.

Massa yang memprotes aturan operasional truk, melakukan aksi perusakan dan melukai Wakapolres saat mencoba mengendalikan situasi di lokasi. Pihak kepolisian berupaya mengamankan lokasi dan meredakan emosi warga yang memuncak sejak pagi hari.

Baca juga: Sopir Truk di Tangerang Diamankan usai Lindas Kaki Bocah hingga Ancur

“Situasi memanas, Wakapolres kita yang juga korban lemparan anarkis warga, kepalanya bocor, sudah dibawa ke RS untuk pengobatan,” ungkap Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Djati Wiyoto Abadhy, kepada wartawan, Jumat (8/11/2024).

Kericuhan ini dipicu oleh kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Salembaran, Kecamatan Kosambi, di mana seorang bocah, ANP, terlindas truk hingga kaki kirinya hancur.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, menjelaskan bahwa peristiwa tragis ini berawal ketika sepeda motor yang dikendarai seorang wanita mencoba mendahului truk dari arah kiri, namun korban terjatuh dan tertimpa roda truk.

Melihat kondisi korban yang mengenaskan, warga sekitar merasa terpukul dan marah, menyalahkan truk-truk besar yang dianggap sering melanggar jam operasional di jalan tersebut. Warga mengeluhkan bahwa kecelakaan serupa sering terjadi akibat truk-truk yang melintas di luar jam yang telah diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) tentang operasional truk.

Polisi langsung mengupayakan mediasi di antara warga, keluarga korban, dan perwakilan perusahaan truk. Djati menjelaskan, kepolisian menyepakati tuntutan warga untuk memberikan masa berkabung selama tiga hari, di mana tidak ada truk yang melintas di area tersebut, sebagai bentuk empati terhadap korban.

“Sampai jam 5 sore situasi bisa dikendalikan. Kami menyepakati dengan perwakilan masyarakat agar tiga hari ke depan tidak ada truk yang melintas. Langkah ke depan akan dilakukan penertiban terhadap jam operasional truk di wilayah ini,” jelas Brigjen Djati.

Pihak kepolisian juga mengumumkan akan lebih tegas menegakkan aturan operasional bagi kendaraan besar agar tidak terjadi pelanggaran yang membahayakan masyarakat sekitar. Kesepakatan ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan menghindari insiden serupa di masa mendatang.

Kasus ini menyoroti masalah kepatuhan terhadap aturan operasional truk di wilayah Tangerang yang padat penduduk dan memiliki jalan dengan lalu lintas tinggi. Pemerintah daerah dan kepolisian diharapkan dapat memperketat pengawasan agar insiden tragis seperti ini tidak lagi terulang.

Situasi di lokasi kini berangsur kondusif, meskipun kepolisian masih melakukan penjagaan untuk mengantisipasi kericuhan lanjutan dan memastikan truk-truk mematuhi kesepakatan yang telah dicapai dengan masyarakat.

Penulis :
Muhammad Rodhi
Editor :
Muhammad Rodhi