Pantau Flash
HOME  ⁄  News

JK Sebut Prestasi dapat Mengatasi Islamophobia

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

JK Sebut Prestasi dapat Mengatasi Islamophobia
Foto: Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (kiri kedua) dalam acara Retret Pemikiran London untuk Minoritas Muslim di London pada Selasa (14/1/2025). ANTARA/HO-Tim JK

Pantau - Prestasi positif umat Muslim dinilai mampu menjadi solusi untuk mengurangi peningkatan Islamophobia di sejumlah negara. Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK).

“Persepsi negatif terhadap Islam akan berkurang secara alami apabila umat Muslim menunjukkan prestasi dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat tanpa memandang agama atau asal-usul,” ujar JK saat menghadiri Retret Pemikiran London untuk Minoritas Muslim di London, Selasa (14/1), melalui siaran pers sebagaimana dilansir dari ANTARA.

Sebagai contoh, JK menyoroti keberhasilan para wanita Muslim yang semakin menonjol dalam berbagai bidang, bahkan melampaui kaum pria, berkat pendidikan yang mereka peroleh. “Prestasi seperti ini dapat mengurangi diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan,” tambahnya.

Baca juga: Kisruh Perebutan Kursi Ketua Umum PMI: Jusuf Kalla dan Agung Laksono Saling Klaim

JK menjelaskan bahwa pendidikan menjadi faktor utama yang mendorong mobilitas vertikal umat Muslim di negara-negara maju, seperti Amerika dan Eropa. Di kawasan tersebut, umat Muslim memiliki akses pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan Muslim di belahan dunia lainnya. Dengan pendidikan yang lebih baik, status sosial dan ekonomi mereka pun meningkat dengan pesat.

“Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai profesional di bidang masing-masing, sementara hanya sedikit yang berada di sektor pekerjaan manual,” ungkapnya. Selain itu, JK mencatat bahwa komunitas Muslim di negara-negara maju tetap menjaga identitas keislaman mereka, meskipun mereka telah menjadi bagian dari kelas menengah.

“Mereka bangga bahwa keyakinan agama dapat berjalan beriringan dengan peran mereka sebagai profesional,” kata JK. Fenomena ini terlihat dari bertambahnya jumlah masjid dan mushalla baru di Amerika dan Eropa.

JK juga menekankan pentingnya fokus pada pendidikan untuk membantu Muslim di negara-negara non-Muslim yang masih berjuang memperbaiki kondisi mereka.

Retret Pemikiran London untuk Minoritas Muslim berlangsung pada 13-15 Januari 2025 di London, Inggris. Acara ini mempertemukan pemimpin Muslim dari berbagai negara untuk membahas tantangan yang dihadapi oleh komunitas Muslim minoritas di seluruh dunia.

Baca juga: Jusuf Kalla Kembali jadi Ketum PMI Periode 2024-2029

Kegiatan ini dihadiri oleh 15 mantan pemimpin negara mayoritas Muslim, serta pemimpin komunitas Muslim dari negara-negara minoritas seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Afrika Selatan. Diskusi difokuskan pada cara mendukung Muslim minoritas yang menghadapi diskriminasi, penganiayaan, hingga genosida di berbagai belahan dunia.

Menurut penyelenggara, Justice For All, retret ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang pengalaman hidup Muslim minoritas, mengidentifikasi tantangan bersama dan unik yang mereka hadapi, serta merumuskan strategi konkret untuk meningkatkan hak, representasi, dan kesejahteraan mereka.

JK, yang dikenal sebagai tokoh perdamaian dan mediator konflik, diundang bersama Hamid Awaludin karena pengalamannya menyelesaikan konflik di Aceh, Ambon, dan Poso, serta keterlibatannya dalam isu kemanusiaan. Kehadirannya diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menyusun langkah strategis bagi komunitas Muslim minoritas di seluruh dunia.

Penulis :
Latisha Asharani