
Pantau - Asap hitam membubung tinggi di Pelabuhan Sunda Kelapa. Terlihat para nelayan dan pekerja pelabuhan berlarian, berusaha menyelamatkan diri dari kobaran api yang melalap dua kapal di dermaga rakyat.
Baca juga: Kebakaran Kapal di Sunda Kelapa, Damkar Kerahkan 15 Unit
Di antara mereka, seorang pria berusia 45 tahun, Rahmat, masih gemetar saat menceritakan detik-detik menegangkan itu.
"Saya sedang istirahat di dek kapal, tiba-tiba dengar suara ledakan kecil. Pas lihat ke belakang, api sudah muncul dari ruang mesin!" ujar Rahmat selaku kepala kamar mesin Kapal Sinar Sembuluh.
Senja baru saja tiba saat Rahmat menyalakan lampu kapal. Namun, ia langsung curiga saat mendengar bunyi aneh dari ruang mesin. Saat berupaya mematikan listrik, semuanya terasa normal. Namun, begitu lampu dinyalakan kembali, api tiba-tiba muncul.
"Saya langsung teriak 'kebakaran!', terus lari keluar kapal. Angin kencang bikin api makin besar," tuturnya.
Di saat bersamaan, Sandi (35), anak buah kapal Kapal Sagam Surya yang bersandar di sebelahnya, berusaha menyelamatkan barang-barang berharga. Namun, api sudah menjalar terlalu cepat.
"Saya cuma bisa selamatkan dompet dan ponsel, selebihnya hangus," kata Sandi dengan tatapan kosong.
Baca juga: Rumah di Palmerah Kebakaran, Api Diduga dari HP Dicas
Saat api semakin membesar, warga sekitar segera berlari ke Pos Pemadam Kebakaran Asahi untuk meminta bantuan. Tak butuh waktu lama, 16 unit mobil damkar dengan 80 personel tiba di lokasi dan langsung berjibaku menjinakkan api.
Sekitar satu jam kemudian, api mulai bisa dikendalikan. Namun, kapal yang terbakar sudah dalam kondisi rusak parah. Proses pendinginan baru selesai sekitar pukul 19.57 WIB. Meski kebakaran ini menghanguskan dua kapal, empat awak kapal berhasil selamat tanpa luka serius.
"Alhamdulillah, nyawa lebih penting. Tapi saya sedih, kapal ini tempat kami mencari nafkah," kata Rahmat dengan suara lirih.
Hingga kini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kebakaran. Dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik di ruang mesin Kapal Sinar Sembuluh.
Bagi Rahmat dan Sandi, kejadian ini menjadi pengingat bahwa musibah bisa datang kapan saja. Kini, mereka hanya bisa berharap ada bantuan agar bisa kembali melaut dan mencari nafkah seperti sedia kala.
- Penulis :
- Khalied Malvino
- Editor :
- Khalied Malvino