
Pantau - Wakil Presiden Filipina yang telah dimakzulkan, Sara Duterte, kembali ke negaranya setelah hampir satu bulan berada di Den Haag, Belanda, untuk mendampingi ayahnya, Rodrigo Duterte, yang tengah menghadapi dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Kepulangan Sara terjadi pada Minggu malam dan ia mendarat di Bandara Internasional Manila, menurut keterangan resmi dari tim komunikasinya.
Sebelum berangkat dari Belanda, Sara menyatakan kepada wartawan bahwa "Pekerjaan saya di sini sudah selesai", merujuk pada tugasnya dalam membantu persiapan hukum ayahnya.
Dukungan Hukum dan Dampak Politik di Filipina
Sara menambahkan bahwa ia telah menyerahkan "dokumen terakhir" ke Mahkamah dan bahwa tim hukum Rodrigo Duterte kini sudah siap menghadapi proses selanjutnya.
Ia juga menyatakan bahwa keluarga tidak akan mencari bantuan finansial dari luar untuk mendanai pembelaan hukum Duterte.
"Jika kami perlu (menjual) barang-barang untuk mendukung kebutuhan finansial kami, kami akan melakukannya", ujar Sara.
Rodrigo Duterte ditangkap pada 11 Maret dan langsung dibawa ke pengadilan di Den Haag atas perannya dalam perang melawan narkoba yang menyebabkan ribuan kematian, terutama di kalangan warga miskin.
Selama di Belanda, Sara turut mengoordinasikan urusan hukum dan tampil sebagai juru bicara melalui berbagai konferensi pers di luar gedung pengadilan.
Kepulangannya ke Filipina juga memiliki dimensi politik, mengingat partai yang dipimpin keluarganya, PDP Laban, tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilu sela yang akan digelar 12 Mei 2025.
Pemilu tersebut akan menentukan 12 kursi Senat serta ribuan posisi pemerintahan lokal di negara berpenduduk 117 juta jiwa itu.
Hubungan keluarga Duterte dan Presiden Ferdinand Marcos kini memburuk drastis, berubah menjadi konflik terbuka setelah sebelumnya menjadi pasangan calon dalam Pilpres 2022.
Rodrigo Duterte bahkan pernah menyebut Marcos sebagai pecandu narkoba.
Sementara itu, Sara Duterte sendiri tengah menghadapi proses pemakzulan yang dilayangkan DPR pada Februari lalu, dengan tuduhan berat mulai dari pelanggaran konstitusi, korupsi, hingga dugaan rencana pembunuhan terhadap Presiden Marcos.
Sidang Senat untuk mengadili Sara akan digelar setelah pemilu sela Mei mendatang.
Jika terbukti bersalah, Sara Duterte terancam dilarang memegang jabatan publik di masa depan.
- Penulis :
- Pantau Community