
Pantau - Teh hitam khas China, Teh Liubao, sukses mencuri perhatian ribuan pengunjung dalam Pameran China-ASEAN ke-22 yang digelar di Nanning International Convention and Exhibition Center, Nanning, ibu kota Wilayah Otonomi Guangxi Zhuang, China selatan.
Dikenal memiliki aroma kuat dan tahan lama serta diyakini memiliki khasiat pengobatan, teh Liubao telah dikenal masyarakat sejak lebih dari 1.500 tahun lalu.
Nama teh ini berasal dari Kota Liubao di Wuzhou, Guangxi—yang merupakan daerah asal dan pusat produksi utama teh tersebut.
Warisan Budaya UNESCO dan Daya Tarik Wisata Teh
Teknik pembuatan tradisional teh Liubao telah diakui sebagai subproyek Warisan Budaya Takbenda UNESCO, menjadikan produk ini tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga budaya.
Wilayah Wuzhou dikenal memiliki kondisi geografis ideal untuk budidaya teh, seperti:
Pegunungan berselimut kabut
Iklim lembap dan mendukung pertumbuhan teh
Dalam pameran, pengunjung tak hanya mencicipi cita rasa khas teh Liubao, tetapi juga bisa membeli langsung produk-produknya di stan yang tersedia.
Teknologi dan Tradisi Berpadu dalam Promosi Teh
Staf pameran memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan promosi, di antaranya dengan melakukan sesi live streaming untuk memperkenalkan teh Liubao ke audiens yang lebih luas.
Salah satu daya tarik utama pameran adalah kehadiran Wei Jiequn, pewaris teknik produksi teh Liubao, yang tampil bersama putrinya, Shi Rufei, menyajikan teh langsung dari kota asalnya di Wuzhou.
Proses produksi teh Liubao ditampilkan secara menyeluruh, termasuk:
- Pemrosesan daun teh segar
- Pemindahan teh ke dalam keranjang besar untuk proses pematangan tradisional
Selain demonstrasi langsung, pameran juga mendokumentasikan kegiatan promosi dan interaksi pengunjung melalui foto-foto yang dipublikasikan secara resmi sebagai bagian dari kampanye budaya dan ekonomi lokal.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf