
Pantau - Pemerintah Indonesia resmi menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) setelah sembilan tahun proses perundingan, membuka peluang besar bagi kerja sama perdagangan yang adil, berkelanjutan, dan saling menguntungkan.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, menyatakan bahwa capaian ini merupakan hasil dari upaya panjang dan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto yang konsisten memperjuangkan diplomasi ekonomi nasional.
“Perjanjian IEU-CEPA berhasil mencapai kesepakatan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya dalam konferensi pers di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (23/9/2025), menjelang pengumuman bersama dan penandatanganan penyelesaian substansial IEU-CEPA.
19 Putaran Perundingan, Tonggak Baru Hubungan Ekonomi RI–Uni Eropa
Perjanjian IEU-CEPA dicapai setelah melalui 19 putaran perundingan dan sejumlah sesi pertemuan intensif sejak dimulai pada Juli 2016.
Kesepakatan ini dipandang sebagai tonggak sejarah dalam membangun fondasi kerja sama ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan antara Indonesia dan Uni Eropa.
Haryo menilai bahwa keberhasilan ini mencerminkan konsistensi diplomasi ekonomi Indonesia, sekaligus menunjukkan keteguhan pemerintah dalam memperjuangkan kepentingan nasional.
Dorong Akses Pasar, Investasi, dan Daya Saing Sektor Strategis
Kesepakatan IEU-CEPA membuka peluang lebih luas bagi peningkatan akses pasar, pertumbuhan investasi, dan penguatan daya saing sektor-sektor strategis Indonesia di pasar Eropa.
Pemerintah juga menyebut bahwa Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia, dengan total nilai perdagangan yang mencapai 30,1 miliar dolar AS pada tahun 2024 dan menunjukkan tren pertumbuhan positif.
Dengan ditandatanganinya penyelesaian substansial IEU-CEPA, diharapkan hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa akan semakin kokoh dan memberikan manfaat langsung bagi dunia usaha serta masyarakat luas.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf