
Pantau - Pada umumnya, seorang pemain sepakbola hanya bisa membela satu negara saja sepanjang karirnya dalam pertandingan internasional.
Aturan ini juga tercantum dalam statuta FIFA nomor 17 yang menyebut seorang pemain sudah tidak bisa berganti negara apabila sudah membela timnas senior di ajang resmi internasional. Namun, jika ia hanya bermain di pertandingan tidak resmi, hal tersebut masih diizinkan berpindah negara.
Tapi, pengecualian bagi legenda Inter Milan yang baru saja ditunjuk sebagai pelatih Sampdoria, Dejan Stankovic. Ia kini memegang rekor yang mungkin tidak akan mampu dilengserkan pemain lainnya. Ya, ia tercatat sebagai pesepakbola yang berlaga di tiga timnas berbeda dalam tiga pagelaran Piala Dunia!
Piala Dunia 1998 merupakan ajang internasional pertamanya di usia yang masih 19 tahun. Penampilan apiknya di Red Star Belgrade (sekarang Crvena Zvezda) membuatnya dibawa pelatih Slobodan Santrac ke Perancis. Di Piala Dunia 1998, Stankovic membela timnas Yugoslavia.
Dalam fase grup, Stankovic bermain sebagai pemain pengganti saat pertandingan perdana melawan Iran, dan menjadi starting eleven pada laga melawan Jerman dan Amerika Serikat. Yugoslavia berhasil lolos sebagai runner-up grup di bawah Jerman.
Di babak 16 besar, langkah Yugoslavia terhenti di tangan Belanda. Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Belanda, Stankovic tidak bermain. Saat itu, timnas Yugoslavia diisi pemain-pemain tersohor macam Sinisa Mihajlovic, Vladimir Jugovic, dan Pedrag Mijatovic.
Situasi politik di Yugoslavia yang memanas memantik perang saudara pada era awal 1990-an. Hal ini turut berimbas kepada kiprah mereka di dunia sepakbola.
Pada Piala Dunia 1998, beberapa pemain timnas Yugoslavia membelot membela Kroasia. Mereka adalah Davor Suker, Robert Prosinecki, dan Robert Jarni. Ketiga pemain ini membuat keputusan tepat karena berhasil membawa timnas Kroasia meraih medali perunggu di ajang internasional pertama mereka.
Perang saudara di Yugoslavia berakhir pada tahun 2003, negara tersebut terpecah menjadi sejumlah negara-negara merdeka, yakni Serbia, Montenegro, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Slovenia, Makedonia Utara, dan Kosovo.
Dengan bubarnya negara Yugoslavia, maka bubar pula timnas sepakbola Yugoslavia. Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, timnas Yugoslavia berganti nama menjadi timnas Serbia-Montenegro. Namun apesnya, Serbia-Montenegro tergabung di grup neraka bersama Argentina, Belanda, dan Pantai Gading.
Serbia-Montenegro memulai laga perdana dengan kekalahan tipis 0-1 dari Belanda. Namun, di pertandingan selanjutnya, eks Yugoslavia ini justru dicukur enam gol tanpa balas oleh Argentina. Di pertandingan terakhir, Serbia-Montenegro kembali menelan kekalahan 2-3 atas Pantai Gading.
Sepanjang Piala Dunia 2006, Stankovic selalu bermain sebagai jenderal lapangan tengah timnas Serbia-Montenegro dalam tiga kali laga di fase grup. Namun, kiprah mereka mungkin hanya menjadi cameo karena harus angkat koper lebih awal.
Stankovic kembali ke turnamen Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, kali ini ia mengemban tugas sebagai kapten tim Serbia (tanpa Montenegro). Saat itu, skuad timnas Serbia tampak cukup meyakinkan karena diisi nama-nama beken macam Nemanja Vidic, Branislav Ivanovic, Milos Krasic, dan Nikola Zigic.
Namun, timnas Serbia memulai laga dengan kekalahan tipis 0-1 melawan Ghana lewat gol tunggal Asamoah Gyan melalui titik putih. Di pertandingan selanjutnya, di luar dugaan, Serbia mampu mengalahkan Jerman 1-0 lewat gol Milan Jovanovic. Sayangnya, di pertandingan terakhir melawan Australia, Serbia kembali kalah 1-2.
Stankovic mengumumkan pensiun dari timnas Serbia usai laga terakhir kualifikasi Euro 2012 melawan Slovenia. Setahun setelahnya, Stankovic resmi gantung sepatu di Inter Milan yang telah dibelanya selama sembilan tahun dan menjadi bagian dari skuad treble winners di bawah asuhan Jose Mourinho pada tahun 2010.
Kini, Stankovic kembali ke Italia setelah dipercaya menjadi pelatih Sampdoria menggantikan Marco Giampaolo. Stankovic dituntut mampu mengangkat Il Samp beranjak dari zona degradasi.
Aturan ini juga tercantum dalam statuta FIFA nomor 17 yang menyebut seorang pemain sudah tidak bisa berganti negara apabila sudah membela timnas senior di ajang resmi internasional. Namun, jika ia hanya bermain di pertandingan tidak resmi, hal tersebut masih diizinkan berpindah negara.
Tapi, pengecualian bagi legenda Inter Milan yang baru saja ditunjuk sebagai pelatih Sampdoria, Dejan Stankovic. Ia kini memegang rekor yang mungkin tidak akan mampu dilengserkan pemain lainnya. Ya, ia tercatat sebagai pesepakbola yang berlaga di tiga timnas berbeda dalam tiga pagelaran Piala Dunia!
Piala Dunia 1998
Piala Dunia 1998 merupakan ajang internasional pertamanya di usia yang masih 19 tahun. Penampilan apiknya di Red Star Belgrade (sekarang Crvena Zvezda) membuatnya dibawa pelatih Slobodan Santrac ke Perancis. Di Piala Dunia 1998, Stankovic membela timnas Yugoslavia.
Dalam fase grup, Stankovic bermain sebagai pemain pengganti saat pertandingan perdana melawan Iran, dan menjadi starting eleven pada laga melawan Jerman dan Amerika Serikat. Yugoslavia berhasil lolos sebagai runner-up grup di bawah Jerman.
Di babak 16 besar, langkah Yugoslavia terhenti di tangan Belanda. Dalam pertandingan yang berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Belanda, Stankovic tidak bermain. Saat itu, timnas Yugoslavia diisi pemain-pemain tersohor macam Sinisa Mihajlovic, Vladimir Jugovic, dan Pedrag Mijatovic.
Perang saudara, bubarnya Yugoslavia
Situasi politik di Yugoslavia yang memanas memantik perang saudara pada era awal 1990-an. Hal ini turut berimbas kepada kiprah mereka di dunia sepakbola.
Pada Piala Dunia 1998, beberapa pemain timnas Yugoslavia membelot membela Kroasia. Mereka adalah Davor Suker, Robert Prosinecki, dan Robert Jarni. Ketiga pemain ini membuat keputusan tepat karena berhasil membawa timnas Kroasia meraih medali perunggu di ajang internasional pertama mereka.
Perang saudara di Yugoslavia berakhir pada tahun 2003, negara tersebut terpecah menjadi sejumlah negara-negara merdeka, yakni Serbia, Montenegro, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Slovenia, Makedonia Utara, dan Kosovo.
Piala Dunia 2006
Dengan bubarnya negara Yugoslavia, maka bubar pula timnas sepakbola Yugoslavia. Pada Piala Dunia 2006 di Jerman, timnas Yugoslavia berganti nama menjadi timnas Serbia-Montenegro. Namun apesnya, Serbia-Montenegro tergabung di grup neraka bersama Argentina, Belanda, dan Pantai Gading.
Serbia-Montenegro memulai laga perdana dengan kekalahan tipis 0-1 dari Belanda. Namun, di pertandingan selanjutnya, eks Yugoslavia ini justru dicukur enam gol tanpa balas oleh Argentina. Di pertandingan terakhir, Serbia-Montenegro kembali menelan kekalahan 2-3 atas Pantai Gading.
Sepanjang Piala Dunia 2006, Stankovic selalu bermain sebagai jenderal lapangan tengah timnas Serbia-Montenegro dalam tiga kali laga di fase grup. Namun, kiprah mereka mungkin hanya menjadi cameo karena harus angkat koper lebih awal.
Piala Dunia 2010
Stankovic kembali ke turnamen Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, kali ini ia mengemban tugas sebagai kapten tim Serbia (tanpa Montenegro). Saat itu, skuad timnas Serbia tampak cukup meyakinkan karena diisi nama-nama beken macam Nemanja Vidic, Branislav Ivanovic, Milos Krasic, dan Nikola Zigic.
Namun, timnas Serbia memulai laga dengan kekalahan tipis 0-1 melawan Ghana lewat gol tunggal Asamoah Gyan melalui titik putih. Di pertandingan selanjutnya, di luar dugaan, Serbia mampu mengalahkan Jerman 1-0 lewat gol Milan Jovanovic. Sayangnya, di pertandingan terakhir melawan Australia, Serbia kembali kalah 1-2.
Stankovic mengumumkan pensiun dari timnas Serbia usai laga terakhir kualifikasi Euro 2012 melawan Slovenia. Setahun setelahnya, Stankovic resmi gantung sepatu di Inter Milan yang telah dibelanya selama sembilan tahun dan menjadi bagian dari skuad treble winners di bawah asuhan Jose Mourinho pada tahun 2010.
Kini, Stankovic kembali ke Italia setelah dipercaya menjadi pelatih Sampdoria menggantikan Marco Giampaolo. Stankovic dituntut mampu mengangkat Il Samp beranjak dari zona degradasi.
- Penulis :
- Aditya Andreas