
Pantau.com - Atlet sepatu roda Indonesia Tias Andira meminta Pemerintah Republik Indonesia untuk lebih memperhatikan perkembangan para atlet. Hal tersebut diungkapkannya seusai gagal mempersembahkan medali di ajang Asian Games 2018.
Tias mengatakan, sejauh ini Pemerintah masih kurang memperhatikan atlet-atletnya terlebih untuk cabang olahraga (cabor) sepatu roda. Salah satunya adalah mengenai ketersediaan fisioterapis serta sarana yang bisa digunakan untuk latihan.
Pasalnya, beberapa waktu lalu, atlet sepatu roda lainnya, Muhammad Oky Ardianto mengalami kecelakaan lantaran ditabrak seorang satpam saat tengah berlatih di kawasan Bekasi, Jawa Barat.
“Selama latihan yang kurang itu dari segi perawatan atlet. Seperti ketersediaan fisioterapis setelah latihah itu kadang ada kadang tidak ada,” ujarnya selepas pertandingan.
“Harapannya, lebih diperhatikan lagi atlet sepatu roda. Uang saku juga kadang-kadang terlambat,” sambung atlet 21 tahun tersebut.
Baca Juga: Sepatu Roda Gagal Persembahkan Medali untuk Indonesia
Tias gagal mempersembahkan medali di ajang Asian Games 2018 setelah tereliminasi di nomor 20 kilometer putra. Ia harus keluar balapan lebih cepat saat perlombaan menyisakan lima putaran dari 52 lap.
Sementara itu, Oky Adrianto yang menjadi andalan Indonesia juga gagal mempersembahkan medali. Dia hanya mampu finis posisi tujuh dengan catatan waktu 33 menit 55,981 detik.
Medali emas berhasil direbut oleh atlet Taiwan, Tsucheng Chao waktu 33 menit 51, 418 detik. Dia unggul 0,235 detik dari Gwangho Choi (Korea Selatan) yang berhak atas medali perak.
Adapun medali perunggu berhasil direbut oleh atlet Korea Selatan lainnya, Guenseong Son. Son berhak atas posisi tiga setelah mencatatkan waktu terbaik 33 menit 51,967 detik.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta