
Pantau - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, menegaskan tidak menyesali keputusan untuk memperpanjang kontraknya dua tahun meski timnya tengah mengalami kesulitan. Sejak kontraknya diperbarui bulan lalu, Manchester City hanya meraih satu kemenangan dari enam pertandingan di semua kompetisi, dan kini berada di posisi kelima Liga Premier dengan 27 poin, tertinggal sembilan poin dari pemimpin klasemen, Liverpool. Tim juara bertahan ini juga sudah tersingkir dari Piala FA dan berada di posisi 22 Liga Champions setelah kalah 2-0 dari Juventus, dengan hanya 24 tim teratas yang lolos.
Guardiola mengakui bahwa performa buruk timnya belakangan ini memengaruhi tidurnya, namun ia menegaskan tidak ada penyesalan atas perpanjangan kontrak yang dapat memperpanjang masa jabatannya hingga 11 tahun di Manchester City.
Baca juga: Pep Guardiola Tegaskan Manchester City Tidak Akan Belanja Pemain di Januari 2025
"Tidak sama sekali," kata Guardiola ketika ditanya tentang penyesalan, sebagaimana dikutip dari Reuters Minggu (15/12/2024). "Saya tidak akan bisa tidur—bahkan lebih buruk dari sekarang—jika saya berpikir akan pergi saat klub dalam situasi seperti ini. Itu tidak mungkin. Mungkin mereka memecat saya, itu bisa saja terjadi. Tapi pergi sekarang, dalam posisi seperti ini? Tidak mungkin."
Guardiola bergabung dengan Manchester City pada 2016 dari Bayern Munich dan telah membawa klub meraih 18 gelar bergengsi, termasuk treble bersejarah pada 2023, yang mencakup gelar Liga Champions yang telah lama dinantikan. Meski begitu, manajer berusia 53 tahun ini tetap ambisius untuk mempertahankan timnya di level elit sepak bola dunia. "Apa yang sudah kami capai, telah tercapai. Kepuasan itu sudah ada," kata Guardiola.
Guardiola juga menyatakan bahwa ia tidak berpikir untuk meninggalkan Manchester City meskipun tim sedang berada dalam masa sulit.
"Dalam situasi ini, saya tidak bisa pergi. Masih banyak hal yang harus dilakukan," tegasnya.
Baca juga: Pep Guardiola Tegaskan Manchester City Akan Bangkit Meski Terpuruk di Liga Champions
"Tidak ada yang abadi. Anda harus jujur. Jika saya terus kalah, lebih banyak kalah, akhirnya saya bilang, 'guys, kalian harus mencari orang lain untuk menyelesaikan ini'," ujarnya. “Tapi saya tidak merasa seperti itu. Saya tidak tahu di klub besar lainnya, jika Anda bermain 10 pertandingan dan kalah tujuh, apakah mereka memiliki kepercayaan diri seperti yang saya miliki. Tapi klub tahu apa yang telah kami capai di masa lalu dan situasinya sangat luar biasa karena banyak alasan.”
- Penulis :
- Latisha Asharani