HOME  ⁄  Olahraga

Direktur Persija Jakarta Kenal dengan Aktor di Balik Match Fixing

Oleh Rifeni
SHARE   :

Direktur Persija Jakarta Kenal dengan Aktor di Balik Match Fixing

Pantau.com - Permasalahan peraturan skor tidak kunjung selesai di kompetisi Liga Indonesia. Bahkan nama yang mencuat ke publik pun tetap sama, yaitu Vigit Waluyo. Direktur Persija Jakarta Gede Widiade pun mengaku mengetahui sosok Vigit, tapi tak mengenal lebih dalam siapa orang Jawa Timur tersebut.

Tidak main-main, nama Vigit Waluyo terungkap dari mantan runner pengaturan skor Bambang Suryo yang mengungkapkan di depan publik bahwa selama ini masalah pengaturan skor di kompetisi Indonesia yang menjadi aktor adalah Vigit. Selama ini kasusnya belum pernah terungkap, tapi ia disebut-sebut dari match fixing yang kerap terjadi di sepak bola Indonesia.

Namun dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sendiri hingga saat ini tidak pernah ada memanggil Vigit Waluyo untuk menyelidiki atau meminta informasi kebenarannya. Malah, nama itu hanya hilang dan tenggelam dalam beberapa hari saja.

Nama Vigit Waluyo sendiri tercatat sebagai salah satu pemilik klub Liga 2 PSMP Mojokerto, klub tersebut merupakan klub yang sama yang pernah ditangani oleh Gede pada tahun 2013 lalu. Bahkan, saat itu Gede memiliki saham sebesar 90 persen untuk klub asal Mojokerto tersebut. Ia mengaku hanya mengetahui sosok Vigit tapi tidak mengenalnya.

Baca juga: PSSI Klaim Tak Tinggal Diam Menangani Masalah Match Fixing

"Tahu. Ya kayak saya tahu Bill Clinton gitu saja. Kayak saya tahu Pak Jokowi. Saya tahu fotonya, pernah salaman. Iya, tahu. Tapi dia pakai baju apa kalau tidur, saya tidak tahu. Yang saya tahu, dia laki-laki, orang Jawa Timur," ujar Gede di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (30/11/2018).

Sementara itu, Gede juga menegaskan bahwa saat ke Mojokerto hanya bertemu dengan bupatinya saja, dan tidak ada sosok lain, apalagi sosok Vigit Waluyo.

Baca juga: PSSI Miliki Aturan untuk Laporkan Match Fixing ke Polisi, Ini Kata Menpora

"Saya dulu di Persebaya sebagai CEO dan penyandang dana pada saat ISL dan IPL. Lalu pada saat itu di Surabaya ada yang bilang, di Persebaya itu tidak perlu ada Pak Gede, karena apa? Karena kita sudah punya duit. Nah waktu itu duitnya saya tarik, karena duitnya sudah keluar dari saya dan saya serahkan ke Mojokerto Putra. Tidak ada siapa-siapa di sana, cuma saya dan bupatinya," tambahnya.

"Sama kayak Persija di sini, saya ngapain? Saya keluar duit kan cuma senang-senang saja. Buat nyenangin Jakmania. Memang saya ke sini mau jadi Gubernur, tidak ada," pungkasnya.

Penulis :
Rifeni