Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Disiplin ala Hansi Flick Makan Korban

Oleh Agus Triwibowo
SHARE   :

Disiplin ala Hansi Flick Makan Korban
Foto: Pelatih Barcelona Hansi Flick terapkan disiplin ala Jerman yang membuat bek muda Jules Kounde duduk di bangku cadangan. (Getty Images)

Pantau - Pelatih Barcelona Hansi Flick sangat ingin menerapkan disiplin ala Jerman sejak kedatangannya, dan itu dimulai dengan ketepatan waktu. 

Hansi Flick telah menjelaskan, pemain yang tidak datang tepat waktu akan menghadapi hukuman.

Di bawah pelatih sebelumnya Xavi Hernandez, hal itu juga terjadi. Tetapi di bawah pelatih asal Catalan itu, hukumannya adalah denda dalam bentuk nominal tertentu. Salah satu perubahan utama yang telah dilakukan oleh Flick, yakni pemain akan dicadangkan jika terlambat menghadiri rapat tim.

Baca juga: Upaya Barcelona Lindungi Jules Kounde dari Pinangan Chelsea

Itu menjadi hukuman yang menimpa kiper Inaki Pena, dicoret dari laga semifinal Piala Super Spanyol di Arab Saudi, dan memberi kesempatan kepada Wojciech Szczesny. 

Kali ini, korban baru jatuh, yakni bek muda asal Prancis Jules Kounde. Namanya tidak masuk skuad inti, dan kejutan ketika Hector Fort tampil sejak menit awal pada laga melawan Rayo Vallecano, Selasa (18/2/2025) WIB.

Kounde dijadwalkan menjadi starter, dan yang bermain justru Hector Fort. Pasalnya, pemain Prancis itu dicadangkan untuk ketiga kalinya karena tidak datang tepat waktu. 

Baca juga: Xavi Bantah Kounde Ingin Tinggalkan Barcelona

"Kounde menjadi pemain pengganti karena keputusan teknis," kilah Flick, mantan pelatih Bayern Muenchen dan Timnas Jerman. Alasan yang sebenarnya yakni, Kounde datang terlambat.

Sebelumnya, Kounde dicadangkan dalam pertandingan melawan Alaves di Mendizorrotza, dan di kandang sendiri saat menjamu Espanyol. Di tiga laga itu, Hector Fort menjadi starter.

Kounde, bek sayap berusia 18 tahun,  memiliki awal yang menjanjikan di tim senior di bawah asuhan Xavi, beroperasi di sayap kanan dan kiri. Di bawah Flick, Kounde diposisikan sebagai bek kanan, dengan Fort sebagai alternatif.

Penulis :
Agus Triwibowo