
Pantau.com - Nama Vigit Waluyo begitu menghebohkan jagat raya sepakbola nasional karena ia dinilai sebagai dalang pengaturan skor di Liga 2. Vigit pun menyerahkan diri ke Kejaksaan Negeri Sidoarjo pada Jumat 28 Desember 2018 terkait kasus korupsi PDAM Sidoarjo.Kendati demikian, Satgas Anti Mafia Bola melakukan pemeriksaan terhadap Vigit, beberapa anggota Satgas Mafia Anti Bola yang dipimpin wakil satgas (Wakasatgas) anti mafia bola, Brigjen Pol Krishna Murti menjemput Vigit Waluyo dari dalam Lapas Kelas II B Sidoarjo menuju ke Gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Kamis (24/1/2019).
Baca Juga: Pantau Sorot: 'The New Godfather' Pengaturan Skor Sepakbola Bernama Vigit Waluyo Pada kesempatan itu, awak media berkesempatan bertanya-tanya kepada Vigit mengenai sepak terjangnya di dunia sepakbola. Maklum saja, ia memiliki peran di PS Mojokerto Putera, PSS Sleman dan Kalteng Putra yang mengikuti kompetisi Liga 2.Selain itu, Vigit juga membeberkan kalau juara liga itu bisa diketahui lewat jadwal yang dibuat. Hal ini merupakan settingan dari operator dan juga PSSI yang memiliki otoritas. Yuk kita pantau apa yang ada di isi kepala seorang Vigit Waluyo perihal wajah sepakbola nasional.Berikut petikan wawancara Vigit Waluyo kepada awak media di Gedung Ditreskrimum Polda Jatim:
Bagaimana Mengenai Pengaturan skor di Liga 2?
"Kami hanya bermain sendiri, tak ada kepentingan dengan klub lain. Kami tidak pernah mengatur skor hanya mencari menang kalah saja,"Terkait Rumah judi Internasional?
"Kalau saya katakan sejujurnya, saya tidak pernah punya bandar di Thailand. Saya hanya memainkan uang saya sendiri untuk kepentingan klub yang saya bina. Memang karena klub ini mengalami mati suri. Kami nggak mencapai keuntungan apapun hanya ingin eksis saja,""Kenapa dilakukan? karena saya sendiri harus berikan gambaran kepada PSSI agar mereka memperhatikan anggotanya (klub) karena sudah tak bisa menggunakan APBD lagi. Harusnya mereka memahami klub butuh dana besar, harusnya mereka memberikan solusi mengenai dana dan harus bersinergi dengan pemerintah,"Bagaimana melihat oknum PSSI yang melakukan Match Fixing?
"PSSI perlu reformasi total, artinya dalam suasana seperti ini semua pihak memiliki kepentingan masing-masing. Salah satu contoh di daerah wilayah komite perwasitan selalu menopang klub-klub yang memang dihuni oleh beberapa rangkap jabatan di PSSI. Kalau ingin berprestasi tentu mereka menggandeng semua pihak. Kuncinya di penjadwalan dan wasit,""Saya jelaskan sedikit bahwa kebetulan jawaban itu ada di kubu PSSI sendiri. Artinya, di dalam ini mereka yang lebih paham tentang awal penjadwalan sampai eksekusi,""Karena, dalam penjadwalan itu tampak sekali bahwa siapa yang bertanding di awal dan bertanding sampai pada penutupan terakhir itu biasanya mereka yang digadang-gadang untuk prestasi yang baik,"Berapa Biaya yang dikeluarkan untuk Pengaturan Skor?
"Memang kadang tak hingga, tapi kita biasa menggunakan cara lain seperti memberikan pressure. Apabila wasit kita tidak berikan pressure maka berimbas bisa dikerjain atau tidak fair,"Semenjak Liga bergulir Dua Tahun ini, Klub yang Juara tetapi Pengurusnya sebenarnya sama, apakah GW tahu?
"Secara pribadi saya nggak tahu, itu bisa jadi pertanyaan ya. Saya hanya pengalaman di bola, kalau memang ingin prestasi baik maka penjadwalan harus baik ya seperti itu (ditunda-tunda),"Biaya Pribadi habis di Bisnis Bola Berapa?
"Kalau saya sama Ayah saya sekira puluhan tahun bergelut di sini itu habis 100 miliar hingga 200 miliar. Itu pun tidak menghasilkan sama sekali,"ADT Pernah Hubungi Anda dan Meminta Tolong Memenangkan Kalteng Putra di divisi II?
"Itu betul dan gak bohong (informasi itu). Pak Andi pernah bilang sama saya untuk bantu, namun tetap kalah juga. Karena waktu itu wasitnya dari Sumatera semua. Itu terjadi di laga melawan Semen Padang,"Cara Memenangkan Pertandingan Bagaimana?
"Jadi untuk memenangkan pertandingan itu kami sendiri hanya bermain di kandang saja, karena setiap laga home memiliki cara masing-masing seperti saya bilang di atas tadi. Kalau klub yang dengan saya hanya Mojokerto Putera, PSS Sleman dan Kalteng Putra."
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta