
Pantau.com - Bek kiri Persija Jakarta, Ismed Sofyan murka dengan kepemimpinan wasit Thoriq Alkatiri pada laga perempatfinal Piala Presiden 2019 kontra Kalteng Putra di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Kamis 28 Maret 2019.
Pasalnya, Thoriq membuat dua keputusan dua keputusan fatal pada laga tersebut. Pertama, Thoriq mengesahkan gol yang dicetak striker Kalteng Putra, Patrich Wanggai pada menit 57. Padahal, berdasarkan tayangan ulang, pemain asal Papua Jayapura itu terlihat melakukan handsball saat mencetak gol.
"Kembali lagi kepemimpinan wasit berpengaruh dalam kesuksesan pertandingan. Masa pakai tangan (golnya) disahkan," kata Ismed.
Baca Juga: Ivan Kolev Sakit Hati Dikalahkan Kalteng Putra
"Wasit tengahnya harus bisa lebih bagus lagi lah. Katanya wasit terbaik di AFC tapi kualitasnya seperti itu," lanjut penggawa 39 tahun tersebut.
Namun, itu bukan satu-satunya blunder yang dibuat Thoriq pada pertandingan tersebut. Ia juga mengesahkan gol penyeimbang Persija yang dicetak Bruno Matos pada menit 76. Padahal, Matos sudah berada di posisi offside sebelum mencetak gol ke gawang Kalteng Putra.
Di sisi lain, Ismed juga sempat terlibat intrik dengan Wanggai dalam pertandingan tersebut. Keduanya sempat terlibat adu mulut di akhir babak pertama.
Penyebabnya, Ismed mengungkapkan, sempat kesal dengan Wanggai yang sebelumnya terlibat adu mulut dengan Riko Simanjuntak. Ismed yang mencoba melerai keduanya, justru mendapat perlakukan tidak menyenangkan dari mantan pemain Persib Bandung tersebut.
Baca Juga: Kalteng Putra Kalahkan Persija, Mission Impossible Jadi Possible
"Karena Wanggai dorong Riko berlebihan. Saya sebagai kapten coba melerai tapi dia malah ngotot-ngotot ke saya," ucap Ismed
"Padahal saya cuma melerai supaya jangan seperti itu. Ada etika yang lebih bagus dari itu, kan," tambahnya.
Terlepas dari segala insiden yang terjadi di lapangan, Persija harus mengakui keunggulan Kalteng Putra pada laga tersebut. Macan Kemayoran harus menyerah 3-4 lewat drama adu penalti setelah bermain imbang 1-1 hingga 90 menit waktu normal.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta