Pantau.com - Ajang MotoGP 2018 baru dimulai, tapi aroma persaingan para
rider papan atas sudah terasa sejak balapan pertama. Duel sengit Andrea
Dovizioso (Ducati Corse) dan Marc Marquez (Repsol Honda) menjadi sajian penutup
pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Losail, Qatar.
Namun, drama sebenarnya terjadi pada seri kedua yang berlangsung
di Argentina. Marquez yang berusaha memenangkan balapan justru menjadi
boomerang bagi dirinya sendiri. Pembalap berpaspor Spanyol itu justru harus
tiga kali merasakan penalti akibat ulah liarnya di atas lintasan.
Baca Juga: Pemerintah Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah MotoGP 2020
Parahnya lagi, Marquez kembali terlibat insiden dengan
Valentino Rossi (Movistar Yamaha). Jawara MotoGP 2016 itu menyenggol Rossi saat
memasuki lap ke-20 pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Termas de Rio
Hondo, 8 April 2018 lalu.
Akibatnya, Rossi yang tidak mampu mengendalikan motornya harus
rela menicum aspal. Beruntung, The Doctor masih mampu menyelesaikan balapan dan
finis di posisi 19.
Ternyata insiden keduanya pun belum berakhir. Marquez yang
mencoba meredakan situasi dengan meminta maaf justru ditolak oleh pihak Yamaha. Meski begitu, Rossi mengaku tidak gentar jika harus melawan
pembalap-pembalap agresif pada balapan di Circuit of the Americas (COTA) akhir
pekan ini.
Baca Juga: Kejadian GP Argentina buat Kesabaran Rossi pada Marquez Sudah Habis
“Dalam beberapa tahun, tingkat agresifitas selama balapan
meningkat pesat, terutama dengan pembalap muda yang datang dari Moto2. Balapan jadi
sedikit bahaya tapi ini adalah permainan dan jika Anda tidak ingin, Anda bisa
berdiam di rumah,” ujar Rossi, seperti dikutip Pantau.com dari Crash.
“Semua rider papan atas sangat agresif, jadi Anda harus menjadi
lebih bodoh dari mereka,” tambah rider 39 tahun tersebut.
Rossi saat ini masih menempati posisi delapan klasemen
sementara MotoGp 2018 dengan raihan 16 poin hasil dari podium tiga pada balapan
pertama di Qatar.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta
