
Pantau.com -Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, sukses membawa dua gelar juara dari turnamen Super 750 di Eropa. Menanggapi hal itu Pelatih, Richard Mainaky berpesan anak asuhnya itu agar bisa lebih baik dan harus tetap fokus ke depannya.
Seperti diketahui Praveen/Melati meraih gelar pertama kali mereka setelah dipasangkan selama 1,5 tahun di Denmark Open 2019 dengan mengalahkan unggulan kedua Yi Lyu/Huang Dong Ping (China) dengan skor 18-21, 21-18, 21-19. Dan kesuksesan itu berlanjut di final Prancis Open 2019 dengan menaklukkan unggulan pertama Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China), dengan skor 22-24, 21-16, 21-12.
Melalui kesuksesan tersebut, Richard Mainaky pun tak ingin Praveen/Melati lengah, bahkan ia berharap mereka akan menambah latihan ekstra untuk bisa lebih baik lagi.
Baca Juga: Praveen/Melati Juara Prancis Open Setelah Kalahkan Siwei/Yaqiong
"Harapannya mereka sudah harus lebih fokus dan lebih keras lagi dalam melakukan latihan-latihan. Dan harus ada ekstra program latihan di luar program yang sudah disiapkan," ujar Richard Mainaky kepada Pantau.com, Senin (28/10/2019).
Bahkan tak lupa pelatih yang akrab disapa Kak Icad itu mengatakan agar mereka saat ini bisa lebih bertanggung jawab dengan diri mereka sendiri. Hal itu memang tak lepas dari kabar sebelumnya bahwa Praveen Jordan terkena Surat Peringatan (SP) 2 karena aksi indisipliner, salah satunya meninggalkan pelatnas Cipayung larut malam dan membolos latihan.
Sehingga dengan adanya kejadian itu Richard pun ingin anak asuhnya itu tak ingin mengulangi lagi dan bisa bertangung jawab dengan diri mereka sendiri dan tak harus mengulangi keteledoran tersebut.
"Pesannya mereka (Praveen/Melati) sudah harus lebih bertanggung jawab sama diri sendiri, apa yang harus dilakukan," tambahnya.
Baca Juga: Takluk dengan Pemain Tiongkok, Jojo Runner Up Prancis Open 2019
Dua gelar beruntun tersebut memang membanggakan bagi ganda campuran terbaik Indonesia saat ini. Pertanyaannya, dengan dua gelar tersebut, apakah Praveen/Melati sudah bisa disebut sebagai The Next Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir? ataukah mereka sudah siap dengan beban yang akan mereka pikul nantinya?.
Seperti yang diketahui perjalanan Praveen/Melati masih panjang, karena pasangan Tontowi/Liliyana di masa jayanya merupakan juara Asia, juara dunia, dan peraih medali emas Olimpiade. Namun, dengan usia yang masih muda, jalan Praveen/Melati untuk menyandang label the next Owi/Butet tinggal menunggu waktu. Karena bagi Richard Mainaky mental juga tidak menjadi masalah bagi pasangan peringkat lima dunia tersebut.
"Masalah mental sudah tidak ada masalah. Sudah teruji mental mereka sudah siap dengan menjuarai dua turnamen yang dihadiri para pemain unggulan. Dan Praveen/Melati sudah harus lebih siap dan sigap dalam menghadapi kejuaraan-kejuaraan di depan yang masih banyak dengan persaingan yang cukup merata," tegasnya.
Musim ini, Praveen/Melati selain meraih dua gelar juara, Praveen/Melati empat kali menjadi runner-up, yakni di India Open, New Zealand Open, Australian Open dan Japan Open. Sehingga dengan itu tentu dengan semakin matangnya mental juara, kekompakan dan komunikasi yang makin baik saat di lapangan, Praveen/Melati bisa menjadi penerus Tontowi/Liliyana.
"Sebagai atlet yang sudah berprestasi di dunia pasti akan berambisi cetak prestasi setinggi-tingginya dan pasti punya ambisi untuk berprestasi di Olimpiade untuk meraih medali. Sehingga hal itu bukan menjadi beban mereka justru jadi motivasi," tuntas Richard Mainaky.
- Penulis :
- Kontributor WIL