Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Ini Penyebab Kegagalan Indonesia di Thomas Cup 2018

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Ini Penyebab Kegagalan Indonesia di Thomas Cup 2018

Pantau.com - Ahli nutrisi olahraga (sport nutritionist) Emilia Achmadi
sepakat pada penilaian fisik para atlet menjadi kendala bagi tim Indonesia di
kejuaraan beregu Piala Thomas 2018 yang tidak bisa melaju ke partai final
selepas dikalahkan China 1-3.



"Kalau dilihat secara teknis dalam pertandingan
kemarin, seharusnya pemain Indonesia yang sudah luar biasa, bisa menang atas
China, namun nampak pemain kita tidak bisa bertahan lama di lapangan dan jika
terjadi rubber gim, seperti sudah kartu mati bagi kita," kata Emilia saat
dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu malam.



Menurut ahli nutrisi yang "menangani" atlet-atlet
profesional Indonesia secara pribadi seperti Christopher Rungkat (tenis) dan
Siman Sudartawa (renang) ini, persoalan fisik tersebut akan jadi masalah karena
jika hanya mengandalkan teknik tanpa stamina dan ketahanan yang baik tidak akan
mendapatkan hasil yang maksimal.

"Itu memang faktor pendukung, tapi faktor pendukung
yang sangat penting. Karena jika tidak ada stamina dan endurance, akhirnya
akurasi, fleksibilitas dan refleks juga berkurang," ujarnya.



Baca Juga: Hendra/Ahsan Dikalahkan Pasangan China, Indonesia Terhenti di Semifinal Thomas Cup 2018

Memang saat ini Indonesia telah menerapkan "sport
science", terlebih tim Indonesia secara usia diisi skuat muda yang bisa
dikatakan memiliki stamina lebih prima meski di dalam tim ada nama pemain
senior Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan. Namun menurut Emilia penerapan
"sport science" itu masih belum maksimal.



"Walau katanya sudah dilakukan, tapi saya lihat itu
dilakukan dengan tidak sesuai kebutuhannya dan tidak mengikuti prosesnya secara
maksimal jadi segalanya terkesan harus cepat dan serba instan," kata
Emilia.



Perubahan yang harus dilakukan pun tambah dia, cukup banyak
mata rantainya mulai dari penanganan pemain junior yang dipersiapkan dengan
maksimal dan sistematis, faktor pelatih hingg penerapan gizi atlet secara serius.



"Persiapan atlet regenerasi tentu dengan 'sport
science' yang serius, lalu pemilihan pelatih bersertifikasi dan mau terus
mengembangkan diri. Dan tak kalah penting penerapan gizi yang saat ini masih
dianggap enteng oleh semua cabang olahraga harus diubah dengan menerapkan
nutrisi atlet spesifik dengan cabang olahraganya serta periodeisasi
latihannya," ujarnya.



"Jika tetap melakukan hal yang sama tapi mengharapkan
hasil yang berbeda, itu adalah sesuatu hal yang gila," tutur Emilia
menambahkan.



Tim Thomas Indonesia gagal ke final karena terhenti di fase
empat besar yang dihelat di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Jumat (25/5)
dengan skor 1-3 usai tiga wakil Indonesia, yakni Anthony Sinisuka Ginting
(tunggal putra), Jonatan Christie (tunggal putra) dan Hendra Setiawan/Mohammad
Ahsan (ganda putra) ditumbangkan lawan-lawannya.



Satu-satunya poin Indonesia dicetak oleh pasangan ganda
Indonesia peringkat satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta