
Pantau - TransJakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio di Bogota, Kolombia.
Berdasarkan data yang dihimpun Pantau.com dari berbagai sumber, Selasa (6/8/2024), Transjakarta dirancang sebagai moda transportasi massal pendukung aktivitas ibu kota yang sangat padat.
Transjakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia, serta memiliki 287 halte yang tersebar dalam 13 koridor (rute utama).
Di Indoneisa, Transjakarta dioperasikan oleh PT. Transportasi Jakarta. Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam operasional Transjakarta (Pramudi, petugas bus, petugas halte, dan petugas kebersihan) sekitar 6.000 orang.
Jumlah rata-rata harian pengguna Transjakarta diprediksikan sekitar 350.000 orang. Sedangkan pada tahun 2012, Jumlah pengguna Transjakarta mencapai 109.983.609 orang.
Baca juga: TransJakarta Ubah Nama Halte GBK jadi Senayan Bank DKI, Apa Alasannya?
Pada tahun 2011, sistem ini berhasil mencapai kinerja puncak tahunan dengan bus membawa 114,7 juta penumpang, dan kemudian, pada tahun-tahun berikutnya, jumlahnya menurun, dan pada tahun 2014, bus membawa 111,6 juta penumpang.
Sementara pada tahun 2015, bus melayani 102,95 juta penumpang. Pada tahun 2016, rekor baru 123,73 juta penumpang tercapai. Biaya ongkosnya tetap Rp3.500 per penumpang sejak awal beroperasi.
Transjakarta memiliki jenis bus BRT dan Non BRT. Berikut ini perbedaannya melansir dari situs resmi Transjakarta.
BRT
BRT merupakan singkatan dari Bus Rapid Transit dimana layanan BRT memiliki jalur khusus yang terpisah dari kendaraan pribadi atau publik lainnya selain Bus Transjakarta.
Dengan kata lain, kendaraan selain Transjakarta tidak dapat melintas di jalur busway. Biasanya jalur bus BRT ditandai dengan pembatas beton di jalur busway.
Kelebihan menaiki Bus Transjakarta BRT yaitu bisa lebih cepat karena terhindar dari kemacetan. Mengacu pada daftar rute di situs resminya, terdapat 46 rute BRT Transjakarta.
Baca juga: Catat! Nama Halte TransJakarta Diubah, Ini Daftarrnya dan Ada Motif Bisnis
Non BRT
Layanan non BRT merupakan layanan non koridor dimana bus melayani pelanggan di jalur umum. Bus juga bisa bergabung ke jalan umum dengan kendaraan lainnya.
Meski di jalur umum, penumpang bus tidak bisa sembarangan memilih untuk berhenti dimana saja. Penumpang harus tetap naik atau turun di halte atau bus stop yang dilewati.
Layanan ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak masyarakat yang tinggal di beberapa daerah untuk menggunakan transportasi publik.
Kelebihan menaiki Bus Non BRT bisa lebih dekat dengan lokasi tujuan. Namun kekurangannya bisa sewaktu-waktu terkena macet.
Mengacu pada daftar rute di situs resminya, terdapat 59 rute non BRT Transjakarta.
Baca juga: TransJakarta Modifikasi Rute 1B dan 2P yang Terintegrasi MRT-KRL
- Penulis :
- Sofian Faiq










