Pantau - Nissan mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 9.000 karyawan, atau sekitar 6,7 persen dari total tenaga kerja globalnya yang berjumlah 133.580 orang. Selain itu, perusahaan juga mengurangi kapasitas produksi sebesar 20 persen di pabrik-pabrik mereka.
Mengutip dari Reuters dan NY Times, Jumat (8/11/2024), keputusan ini diambil setelah penurunan tajam penjualan mobil global, terutama di pasar utama seperti Amerika Utara, China, dan Jepang.
Baca juga: Tesla PHK 601 Karyawan di California, Ada Apa?
Laporan terbaru mengungkapkan bahwa laba Nissan anjlok hingga 90 persen selama periode April hingga September 2024.
Penurunan ini dipicu oleh perubahan preferensi konsumen dan persaingan ketat, terutama di pasar China dengan munculnya merek baru seperti BYD yang menawarkan mobil listrik terjangkau dan teknologi canggih.
Baca juga: Punya 300 Ribu Karyawan, Ini Alasan Volkswagen bakal Tutup 3 Pabrik dan Lakukan PHK
Sebagai bagian dari langkah penghematan, CEO Nissan, Makoto Uchida, akan mengalami pemotongan gaji hingga 50 persen. Beberapa eksekutif lainnya juga menerima pemotongan gaji sukarela mulai Oktober 2024.
Untuk mendukung kelangsungan operasional, Nissan akan memanfaatkan kemitraan dengan perusahaan lain, termasuk Honda.
Langkah ini diharapkan dapat membantu memperkuat posisi perusahaan di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.
Baca juga: Survei MarkPlus: Empat Segmen Konsumen Mobil di Indonesia
- Penulis :
- Sofian Faiq
- Editor :
- Sofian Faiq
