
Pantau - Sebagai upaya perombakan untuk menghadapi gejolak ekonomi, Volkswagen berencana menutup sedikitnya tiga pabrik di Jerman dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap puluhan ribu karyawan.
Untuk merombak bisnisnya dan menurunkan biaya, pabrikan mobil terbesar di Eropa itu disebut telah bernegosiasi selama berminggu-minggu dengan serikat pekerja mengenai rencananya. Ini juga termasuk mempertimbangkan penutupan pabrik di Jerman untuk pertama kalinya.
Kepala Dewan Pekerja Volkswagen Daniela Cavallo kepada ratusan karyawan di Wolfsburg seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/10/2024) menyatakan, "Manajemen benar-benar serius tentang semua ini. Ini bukan gertakan dalam putaran perundingan kolektif.
Cavallo menegaskan ini merupakan rencana kelompok industri terbesar Jerman untuk memulai penjualan di negara asalnya, Jerman.
Baca juga: Volkswagen Cuan, Golf R 333 Laku hanya dalam 8 Menit: Harganya Rp1,2 Miliar
Namun, Cavallo tidak menyebutkan pabrik mana yang akan terpengaruh atau berapa banyak dari sekitar 300 ribu karyawan Volkswagen Group di Jerman yang dapat diberhentikan alias kena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Komentar tersebut menandai eskalasi besar konflik antara pekerja Volkswagen dan manajemen perusahaan, yang berada di bawah tekanan berat untuk memangkas biaya dan tetap kompetitif di tengah penurunan permintaan China dan Eropa.
Cavallo mengatakan Berlin perlu segera membuat rencana induk bagi industri Jerman untuk memastikannya tidak "hancur".
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan Berlin menyadari kesulitan Volkswagen dan tetap berdialog erat dengan perusahaan dan perwakilan pekerja.
"Namun, posisi kanselir mengenai hal ini jelas, yaitu bahwa kemungkinan keputusan manajemen yang salah dari masa lalu tidak boleh merugikan karyawan. Tujuannya sekarang adalah untuk mempertahankan dan mengamankan pekerjaan," kata juru bicara tersebut dalam pengarahan rutin.
Baca juga: Volkswagen China akan Hentikan Produksi Mobil Manual
Cavallo mengatakan ada kesepakatan antara pekerja dan dewan mengenai sifat masalah yang dihadapi produsen mobil tersebut, dan banyak rekan-rekannya di Eropa, mulai dari transisi listrik yang lebih lambat dari yang diharapkan hingga persaingan ketat dari produsen mobil China yang memasuki Eropa.
"Kami tidak jauh berbeda dalam hal menganalisis masalah. Namun, kami sangat berbeda dalam hal jawaban untuk masalah tersebut," katanya.
Porsche yang mayoritas dimiliki oleh Volkswagen, sementara itu mengatakan sedang memangkas jaringan dealernya di China yang mencerminkan pelemahan permintaan di pasar mobil terbesar di dunia.
Produsen mobil Jerman juga khawatir terjebak dalam perang dagang antara Uni Eropa dan China. Pekan ini, Uni Eropa akan menaikkan tarif impor untuk kendaraan listrik China.
- Penulis :
- Ahmad Munjin
- Editor :
- Ahmad Munjin