Pantau Flash
HOME  ⁄  Pantau Pemilu 2024

TKN Soroti Pernyataan Anies soal Angin dan Polusi

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

TKN Soroti Pernyataan Anies soal Angin dan Polusi
Foto: Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid. (Istimewa)

Pantau - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyoroti debat antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan. Sorotan tersebut disasarkan ke Anies yang cenderung menyalahkan angin terkait polusi di Jakarta.

Mulanya, Nusron Wahid mengungkapkan segala persoalan mempunyai sebab internal dan eksternal. Nusron bilang pemimpin tak semestinya menyalahkan variabel eksternal.

"Setiap mengatasi masalah pasti ada sebab internal dan sebab eksternal. Seharusnya pemimpin tidak bisa menyalahkan variabel eksternal. Sebab faktor eksternal selalu ada," kata Nusron saat dihubungi wartawan, Rabu (13/12/2023).

Nusron Wahid lantas mencontohkan polusi udara yang disinggung saat debat capres di Kantor KPU RI tadi malam. Selain polusi udara, Nusron Wahid juga mengungkit soal air.

"Contoh soal polusi. Polusi yang datang dari luar Jakarta memang ada dan memang akan selalu ada. Tidak bisa dihindari dan disalahkan dengan alasan nggak punya KTP. Air juga mengalir dari eksternal Jakarta (Bogor) dan nggak punya KTP, tapi tetap selalu ada," ucapnya.

Nusron Wahid menegaskan Anies sebagai capres mestinya bisa menangani hal itu tanpa menyalahkan pihak eksternal. Nusron Wahid juga menegaskan pemimpin harus bisa solutif, bukan imajinatif.

"Sebagai pemimpin harus bisa atasi dengan menggunakan anggaran, regulasi dan kewenangan yang ada. Tidak perlu menunggu kalau menjadi pemimpin yang lebih tinggi. Di situ lah namanya kepemimpinan yang solutif bukan imajinatif yang cenderung menyalahkan keadaan," ujar dia.

Lebih dalam lagi, Nusron Wahid juga bicara jika jadi Presiden 2024 saat ada persoalan juga bakal dihujani penyebab faktor internal dan eksternal. Apalagi faktor eksternal itu akan ditambah dengan tekanan internasional.

"Tetap harus kita atasi dengan APBN dan kewenangan yang ada sebagai Presiden. Gunakan anggaran dan kepandaian meyakinkan faktor eksternal. Bukan kemudian menyalahkan faktor eksternal dan menunggu mendapatkan kewenangan lebih. Kalau sudah menjadi Presiden untuk mengatasi masalah problem yang sifatnya eksternal apakah akan menunggu menjadi Sekjen PBB atau ASEAN?" ujar dia.

"Seperti mengatasi polusi yang problemnya dikatakan dari eksternal, harus nunggu jadi Presiden dulu supaya mendapat kewenangan lebih. itu namanya bukan kepemimpinan yang solutif dan tapi imajinatif. Pemimpin itu menguasai keadaan. Bukan menyalahkan keadaan," sambungnya.

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Muhammad Rodhi