
Pantau-Isu data siber yang ditembus oknum tak bertanggung jawab dan dikhawatirkan data tersebut dijual di pasar gelap belakangan kian marak. Untuk itu, pemerintah diminta untuk mengantisipasi hal tersebut.
Salah satunya dengan cara melibatkan peran anak muda dalam bidang teknologi informasi (IT), ataupun teknologi lainnya untuk bisa menjaga data-data rahasia tersebut agar tak mudah diretas.
"Cari anak bangsa yang ahli dan bertanggung jawab untuk bisa menjaga keamanan data siber," kata Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin seperti dilansir Antara, Selasa (13/2/2024).
Ujang menuturkan pemerintah perlu mencari ahli di bidangnya untuk bisa menjaga data siber tersebut agar pemilu berjalan dengan keadilan berintegritas dan tidak ada kecurangan.
Dia menyarankan agar pemerintah terus mencari bibit-bibit unggul anak muda berkemampuan baik yang berkuliah di dalam maupun luar negeri. Anak-anak ini diharapkan memiliki komitmen serta integritas dalam menjaga data negara khususnya dalam momen Pemilu 2024. “Ya diharapkan mereka bisa menjaga data itu untuk menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024," ujarnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI mencatat jumlah pemilih pemula dari Generasi Z yang berusia 17-24 tahun sebanyak 1,5 juta pemilih. Sedangkan untuk kalangan milenial yang berusia 25-39 tahun, ada sekitar 2,7 juta pemilih. Adapun total daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu DKI, yakni 8.252.897 pemilih.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengkoordinasikan platform-platform media sosial untuk lebih menguatkan layanannya mengingat Pemilu 2024 semakin dekat. Hal itu dilakukan agar ruang digital tetap kondusif dari serangan siber menjelang penyelenggaraan pesta demokrasi.
- Penulis :
- Wira Kusuma
- Editor :
- Muhammad Rodhi