
Pantau - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta PT Freeport Indonesia membeli konsentrat tembaga dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk diolah di fasilitas smelter milik Freeport yang saat ini tidak beroperasi karena kekurangan pasokan.
Permintaan tersebut disampaikan Bahlil kepada Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam pertemuan sebelumnya, menyusul pemberian izin relaksasi ekspor kepada AMNT selama enam bulan ke depan.
"Saya minta Amman dan Freeport melakukan komunikasi B2B agar material mereka dibeli, diolah di smelter Freeport dengan harga keekonomian," ungkapnya.
Bahlil menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mencampuri urusan bisnis antarperusahaan karena hanya berperan sebagai regulator.
"Pemerintah itu hanya regulator, urusan antarbisnisnya jangan," ia mengungkapkan.
Relaksasi Ekspor untuk AMNT dan Gangguan di Freeport
Kebijakan relaksasi ekspor konsentrat tembaga diberikan kepada PT AMNT sebagai respons atas penghentian sementara operasional smelter mereka sejak akhir Juli 2025 karena kondisi kahar.
Bahlil menjelaskan bahwa situasi kahar tersebut terjadi sebelum insiden longsor lumpur bijih basah yang melanda tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) milik Freeport pada 8 September 2025.
"Amman itu mengajukan relaksasi sebelum terjadinya kecelakaan di Freeport," tegasnya.
PT AMNT telah memperoleh surat rekomendasi ekspor dari Kementerian ESDM pada 1 November 2025 dengan masa berlaku enam bulan hingga April 2026 dan kuota ekspor sebesar 480 ribu metrik ton kering.
Sementara itu, smelter Freeport saat ini tidak beroperasi akibat terhentinya pasokan konsentrat menyusul penghentian aktivitas di area tambang bawah tanah GBC Extraction 28-30 Panel, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pasca longsor pada 8 September 2025.
- Penulis :
- Leon Weldrick







