
Pantau - Direktur Eksekutif Voters of Indonesia (VoI) AB Solissa menuturkan bahwa gagasan Ketum NasDem Surya Paloh terkait Pemilu tak perlu digelar jika memicu perpecahan bangsa tidak bisa dibaca secara parsial.
"Perlu lihat konteksnya juga," ujar AB Solissa kepada Pantau.com, Selasa (26/7/2022).
Menurutnya, gagasan Paloh ini hanyalah satire. Sebagai anak bangsa, kata AB Solissa, kita jangan larut dalam perpecahan bangsa karena perbedaan sikap politik saat Pemilu.
"Justru, apa yang ditegaskan oleh Surya Paloh itu harus dipahami dalam konteks persatuan dan kesatuan," lanjutnya.
AB Solissa menilai, Pemilu ini hanyalah sebuah mekanisme demokrasi untuk memilih pemimpin sesuai harapan rakyat dan bisa membawa perubahan di masa depan.
"Kalau saya membaca, statement Surya Paloh itu lebih pada menyindir elit-elit tertentu yang masih menggunakan cara-cara yang tak lazim demi meraih kekuasaan di 2024.
AB Solissa melihat ada spirit kebangsaan dari gagasan Surya Paloh. Menurutnya, sebagai politisi senior, Paloh enggan menerima pil pahit dua kali Pilpres 2014 dan 2019 terulang di 2024.
"Sehingga wajar saja kalau sindiran itu disampaikan. Soal sindiran itu untuk siapa, saya juga tidak tahu, hanya Surya Paloh dan Tuhan saja yang tahu," terangnya.
"Perlu lihat konteksnya juga," ujar AB Solissa kepada Pantau.com, Selasa (26/7/2022).
Menurutnya, gagasan Paloh ini hanyalah satire. Sebagai anak bangsa, kata AB Solissa, kita jangan larut dalam perpecahan bangsa karena perbedaan sikap politik saat Pemilu.
"Justru, apa yang ditegaskan oleh Surya Paloh itu harus dipahami dalam konteks persatuan dan kesatuan," lanjutnya.
AB Solissa menilai, Pemilu ini hanyalah sebuah mekanisme demokrasi untuk memilih pemimpin sesuai harapan rakyat dan bisa membawa perubahan di masa depan.
"Kalau saya membaca, statement Surya Paloh itu lebih pada menyindir elit-elit tertentu yang masih menggunakan cara-cara yang tak lazim demi meraih kekuasaan di 2024.
AB Solissa melihat ada spirit kebangsaan dari gagasan Surya Paloh. Menurutnya, sebagai politisi senior, Paloh enggan menerima pil pahit dua kali Pilpres 2014 dan 2019 terulang di 2024.
"Sehingga wajar saja kalau sindiran itu disampaikan. Soal sindiran itu untuk siapa, saya juga tidak tahu, hanya Surya Paloh dan Tuhan saja yang tahu," terangnya.
- Penulis :
- khaliedmalvino