
Pantau - Keputusan Partai NasDem untuk menolak masuk ke dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran, perhatian politik tanah air kembali tersedot pada pergerakan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.
Meski partainya telah menyatakan mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran, NasDem secara tegas memilih untuk tidak menempatkan kader-kadernya di kabinet yang akan datang. Namun, Surya Paloh masih tetap menjaga langkah politik yang dinamis dengan mengunjungi kantor Prabowo Subianto beberapa hari sebelum pengumuman resmi kabinet.
Baca juga: Mayor Teddy Jadi Menteri Prabowo? Foto Bersama di Hambalang Jadi Sorotan
Pada Kamis (17/10/2024), Surya Paloh bersama rombongan tiba di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, untuk menemui Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto. Pantauan media menunjukkan Surya tiba menggunakan mobil Lexus hitam dengan pelat nomor B-1788-ASC sekitar pukul 14.12 WIB. Kunjungan ini menjadi sorotan setelah NasDem sebelumnya mengindikasikan sikap politik yang tidak biasa, yaitu mendukung pemerintahan namun menolak posisi dalam kabinet.
Dalam pernyataan sebelumnya, Wakil Ketua Umum NasDem, Saan Mustopa, menegaskan bahwa keputusan NasDem bukanlah karena ketidakcocokan dengan portofolio menteri yang ditawarkan, melainkan lebih pada prinsip NasDem yang ingin berkontribusi tanpa harus mencari posisi. "NasDem tidak ingin memaksakan kader-kadernya berada di kabinet, namun tetap mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran," jelas Saan.
Meskipun demikian, Surya Paloh belum memberikan penjelasan lengkap terkait penolakan tersebut. Ia menegaskan akan membuka suara pada 20 Oktober mendatang, menunggu informasi resmi terkait susunan kabinet dari presiden terpilih. "Komentarnya jangan hari ini, nanti kita tunggu tanggal 20 saja," kata Surya Paloh saat ditemui di Universitas Indonesia, Depok, sehari sebelum pertemuannya dengan Prabowo.
Langkah Surya Paloh yang merapat ke kantor Prabowo ini memperlihatkan dinamika politik yang penuh strategi. Bertolak dari sikap NasDem yang memilih untuk tidak meminta jatah menteri, pertemuan ini memunculkan spekulasi bahwa Surya Paloh tetap ingin memainkan peran penting di lingkaran pemerintahan meski tanpa kursi kabinet.
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Ketua DPP NasDem Willy Aditya yang menegaskan bahwa Surya Paloh dan Prabowo memiliki perspektif yang luas dalam berpolitik. "Politik bukan hanya soal lapak atau posisi, tapi bagaimana berkontribusi secara luas," kata Willy.
Pertemuan ini menjadi langkah penting dalam proses penataan kekuatan politik menuju pengumuman kabinet pada 20 Oktober mendatang. Surya Paloh, dengan posisinya yang strategis dan rekam jejak politiknya, dipandang masih mampu memberikan kontribusi besar dalam pemerintahan meskipun NasDem memilih tidak terlibat dalam susunan menteri.
Sikap NasDem yang menegaskan dukungan tanpa jabatan formal ini merupakan upaya untuk menunjukkan bahwa partai politik dapat berkontribusi bagi bangsa tanpa terjebak dalam politik transaksional. Namun, keputusan ini juga menimbulkan tanda tanya mengenai peran apa yang akan dimainkan oleh NasDem dalam pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.
Dengan pertemuan ini, langkah politik Surya Paloh semakin memperjelas posisinya dalam lanskap kekuasaan yang sedang dibangun oleh Prabowo. Kita akan menunggu kelanjutan pergerakan NasDem pasca pengumuman resmi kabinet pada 20 Oktober, dan apakah pertemuan ini akan mengubah dinamika koalisi politik di tingkat nasional.
- Penulis :
- Muhammad Rodhi