
Pantau - Cuaca ekstrem musim panas mengganggu jalannya beberapa pertandingan Piala Dunia Antarklub 2025 di Amerika Serikat, dengan empat laga fase grup mengalami penundaan akibat hujan badai dan petir.
Empat Laga Tertunda karena Hujan dan Petir
Pertandingan antara Benfica vs Auckland City di Orlando pada 20 Juni tertunda selama dua jam karena hujan lebat disertai petir.
Sebelumnya, duel Ulsan melawan Mamelodi Sundowns pada 17 Juni juga ditunda lebih dari satu jam akibat hujan badai.
Pertandingan antara Pachuca vs Red Bull Salzburg di Cincinnati pada 18 Juni bahkan mengalami keterlambatan hingga 97 menit karena badai petir.
Laga Palmeiras vs Al Ahly yang digelar di East Rutherford pada 19 Juni juga sempat dihentikan untuk sementara karena cuaca serupa.
Cuaca buruk yang mengganggu turnamen ini menjadi sorotan mengingat Amerika Serikat juga akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko.
NWS: Cuaca Ekstrem di Musim Panas adalah Hal Lumrah
Kepala operasional National Weather Service (NWS), Ben Schott, menyatakan bahwa kondisi cuaca seperti ini adalah hal yang umum terjadi di Amerika Serikat pada musim panas.
“Apa yang kalian lihat ini sangat lumrah (di AS). Bukan hal yang di luar prediksi sama sekali. Tahun depan (Piala Dunia 2026) mungkin kita akan mengalami hal yang sama,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa badai petir kerap muncul terutama di wilayah timur Pegunungan Rocky, termasuk dari Cincinnati hingga New York.
“Di periode saat ini (musim panas), terutama di sebelah timur Pegunungan Rocky, kami melihat adanya perkembangan badai petir yang cukup sering. Terutama di paruh utara AS, (dari) Cincinnati hingga ke timur hingga New York,” tambah Schott.
Front dingin yang muncul setiap tiga hingga tujuh hari disebut menjadi pemicu utama badai petir.
FIFA dan NWS Siapkan Rencana Mitigasi untuk 2026
Menghadapi risiko cuaca ekstrem di masa depan, FIFA dan NWS telah bekerja sama mengembangkan rencana mitigasi untuk 11 kota tuan rumah Piala Dunia 2026.
“Kami memiliki ahli meteorologi yang bekerja di masing-masing kota tersebut bersama pejabat yang merencanakan acara, baik Piala Dunia Antarklub maupun Piala Dunia,” jelas Schott.
Ia menegaskan bahwa tim meteorologi telah bekerja selama beberapa bulan untuk memastikan keselamatan penonton dan peserta turnamen.
“Kami ingin memastikan bahwa kami bekerja sama dengan FIFA sehingga mereka dapat memastikan bahwa mereka menyampaikan ancaman-ancaman tersebut. Banyak orang yang datang, dan mereka mungkin tidak begitu memahami cuaca Amerika Utara pada saat itu,” jelasnya.
Schott menutup dengan menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai kondisi ekstrem yang umum terjadi di wilayah tersebut.
“Cuaca buruk, hujan lebat, panas terik, semua adalah ancaman berbahaya yang harus kami hadapi di sini dan di Amerika Utara. Ini hanya soal bekerja sama dengan mereka untuk memastikan mereka paham bahwa hal-hal ini akan mungkin terjadi tahun depan,” pungkasnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey