
Pantau - Ilmuwan dari Institut Geokimia Guangzhou, Akademi Ilmu Pengetahuan China, berhasil mengungkap mekanisme penting yang menjelaskan bagaimana Bumi mampu menyimpan air dalam jumlah besar sejak masa awal pembentukannya, membuka wawasan baru mengenai evolusi planet menjadi tempat yang layak huni.
Bridgmanit Jadi Kunci Penyimpanan Air di Mantel Dalam
Penelitian ini dipublikasikan pada Jumat, 12 Desember 2025, di jurnal Science dan menjawab pertanyaan lama dalam geologi: ke mana perginya air ketika lautan magma awal Bumi mulai mengkristal?
Para peneliti menemukan bahwa bridgmanit, mineral dominan di mantel bawah Bumi, ternyata mampu menyimpan air dalam jumlah besar — jauh lebih besar dari yang selama ini diasumsikan.
Eksperimen dilakukan dengan mensimulasikan kondisi ekstrem mantel dalam menggunakan sel landasan berlian dan pemanasan laser, meniru tekanan dan suhu sangat tinggi yang mencapai 4.100 derajat Celsius.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada suhu sangat tinggi, bridgmanit justru semakin efisien dalam menangkap dan menyimpan molekul air saat terbentuk dari magma yang mendingin.
Cadangan Air Setara Lautan, Kembali ke Permukaan lewat Vulkanisme
Tim peneliti memperkirakan volume air yang tersimpan dalam bridgmanit di mantel padat Bumi dapat mencapai antara 0,08 hingga 1 kali volume seluruh lautan modern.
Air purba ini secara perlahan dikembalikan ke permukaan melalui aktivitas vulkanik, membentuk siklus air internal yang penting dalam evolusi Bumi.
Temuan ini menjelaskan bagaimana Bumi, yang awalnya berupa bola magma panas, secara bertahap berubah menjadi planet biru yang mampu menopang kehidupan, dengan air sebagai salah satu elemen utama pembentuk lingkungan yang layak huni.
- Penulis :
- Gerry Eka







