
Pantau – Kamu punya akun media sosial yang terabaikan alias tidak aktif atau tidak digunakan lagi? Waspadalah! Sebab, akun kamu itu rentan menjadi target hackers untuk disalahgunakan.
Agar aman, kamu wajib menghapus dan membersihkan informasi pribadi yang ada pada akun media sosial yang tidak digunakan itu.
Peringatan tersebut disampaikan dosen Universitas Paramadina Jakarta Septa Dinata dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, di Kabupaten Pesisir Selatan, Selasa (8/10/2024).
Dalam diskusi online bertajuk ‘Positif, Kreatif, dan Aman di Internet’ itu, Septa mengatakan, media sosial yang bersifat terbuka memungkinkan orang lain dapat melihat data privasi. Agar aman, jaga agar informasi pribadi tetap profesional dan terbatas.
Baca juga: Uya Kuya: Medsos Artis yang Jadi Anggota DPR Bisa untuk Hotline Aduan
“Ingat, calon pemberi kerja atau pelanggan tidak perlu mengetahui status hubungan pribadi atau alamat rumah Anda, tetapi keahlian dan latar belakang profesional Anda dan cara menghubungi Anda,” jelas Septa Dinata pada diskusi virtual yang dipandu moderator Firdha itu.
Menurut Septa, pemasar akan senang mengetahui semua tentang kamu, begitu pula peretas. Browser web dan operasi sistem operasi seluler memiliki pengaturan yang tersedia untuk melindungi privasi Anda secara online.
“Situs web besar seperti Facebook juga memiliki pengaturan yang meningkatkan privasi yang tersedia,” ujarnya.
Di akhir paparannya, Septa mengingatkan pengguna perangkat digital agar waspada terhadap pencurian identitas yang paling umum terjadi di dunia maya. Alasan utama terjadinya pencurian identitas adalah pandangan menciptakan penipuan untuk keuntungan finansial.
Baca juga: Cara Menambah Followers di Media Sosial dengan Cepat dan Efektif
”Jangan lupa, waspada peretasan dan spamming media sosial. Selain meretas, kejahatan jenis ini juga dapat menyebarkan konten yang tidak beralasan yang dapat mengganggu orang-orang yang melihat konten tersebut. Hal itu juga dapat menyebabkan akun dilaporkan dan ditutup,” pungkas Septa Dinata di hadapan siswa yang mengikuti acara diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
Sejumlah sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Pesisir Selatan kali ini, yakni: SMAN 1 dan SMAN 2 Koto Tarusan, SMAN 1, SMAN 2, dan SMAN 3 Painan, SMAN 1 dan SMAN 2 Linggo Sari Baganti, SMAN 1 Batang Kapas, SMAN 1 Ranah Pesisir, SMAN 1 dan SMAN 3 Lengayang, SMAN 1 Basa Ampek Balai, SMAN 1 Sutera, SMAN 1 Airpura, dan SMAN 1 Pancung Soal.
Dari sudut pandang etika digital, Manajer Marketing Compass Publishing Femikhirana Widjaja menambahkan, seperti halnya dunia nyata, di dunia maya juga membutuhkan etika.
Menurutnya, etika digital diperlukan agar kegiatan kehidupan di dunia internet dapat berjalan dengan positif dan aman.
Baca juga: 7 Tips Mengatasi Fear of Missing Out (FOMO)
“Etika dan etiket berinternet mutlak diperlukan di dunia maya. Etika bersifat mutlak dan berasal dari hati nurani. Orang dengan etika yang baik akan selalu memiliki niat yang baik dalam berperilaku. Sedangkan etiket, adalah cara Anda berhubungan dengan orang di sekitar Anda,” jelas Femikhirna Widjaja.
Sementara, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Kabupaten Pesisir Selatan Muslim Arif meminta pengguna digital menghindari berbagai jenis konten negatif yang banyak bertebaran di dunia maya.
“Jenis konten negatif berdasarkan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), di antaranya: melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan dan pencemaran nama baik, pemerasan atau pengancaman, penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian, serta penyebaran kebencian dan permusuhan berdasar SARA,” papar Muslim Arif.
Untuk diketahui, nobar webinar seperti digelar di Kabupaten Pesisir Selatan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD merupakan salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang semakin cakap digital.
Baca juga: Ingat Hukum Tabur Tuai untuk Jaga Keamanan Akun Medsos Kamu
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital dinilai menjadi penting. Sebab, menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada 2024 mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
Baca juga: Insecure Karena Standar Media Sosial? Kenali Penyebab dan Solusinya
- Penulis :
- Ahmad Munjin