HOME  ⁄  Teknologi

Ingat Hukum Tabur Tuai untuk Jaga Keamanan Akun Medsos Kamu

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Ingat Hukum Tabur Tuai untuk Jaga Keamanan Akun Medsos Kamu
Foto: Ilustrasi beragam pilihan platform media sosial. (iStockphoto.com)

Pantau – Ruang digital menjadi ramai dan riuh lantaran penggunaan media sosial dengan beragam pilihan platform. Berjuta pengguna berinteraksi, baik di Facebook, Instagram, X (Twitter) dan yang paling tren saat ini, TikTok.

Banyak interaksi yang positif dan saling mencerahkan, juga mencerdaskan. Tetapi tidak sedikit yang berisiko negatif. Ini yang mesti distop dan dihindari kalangan remaja di sekolah, saat belajar.

Ingat adanya hukum tabur tuai. Jika yang ditanam dan di-share di media sosial bagus, kalian akan panen hal yang bagus. Sebaliknya, jika kalian suka menjadikan keunikan fisik teman sekolah sebagai lelucon (funny bater) atau malah pelecehan kejam (cruel abuse), bukan hanya membuat temanmu terteror secara psikologis. Tetapi bisa membuat temanmu terancam keamanannya dan takut ke sekolah.

Demikian ditegaskan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin, saat menjadi pembicara sesi satu dalam diskusi luring (offline) literasi digital di acara Festival 2024 di Lombok Barat, Selasa (24/9/2024).

Baca juga: Tawuran Bikin 1 Orang Tewas di Palmerah Direncanakan Lewat Medsos

Diskusi dan festival yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Nurul Haramain, Narmada, Lombok Barat, itu digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bekerja sama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTB.

Mengusung tema ”Digital Safety 101: Dasar Keamanan Akun Media Sosial”, diskusi berlangsung semarak. Selain diikuti santri Ponpes Nurul Haramain, juga dihadiri ratusan siswa SD (kelas 5 dan 6) sekitar Narmada. 

Di antaranya, SD Negeri 1, 2 dan 3 Narmada, SD Negeri 2, 3 dan 4 Lembuak, SD Negeri 2 Selat, dan SD Negeri Nyiur Lembang. Acara bertambah semarak dengan penampilan penyanyi Veve Zulfikar yang menyanyikan sejumlah lagu religi dan shalawat. 

Masih di sesi satu, Subkor Keamanan Informasi Diskominfotik Ronald Omny Yulyantho menyebut, agar aman berinteraksi di media sosial, siswa mesti meningkatkan kompetensi saat mengakses beragam konten dan link. 

“Kalau ada berita dan informasi yang meragukan, jangan asal klik. Verifikasi dan ajak guru atau teman sekelas mendiskusikan. Biasakan untuk selalu sharing setelah melakukan checking kebenarannya,” terang Ronald Omny. 

Baca juga: Kamu Mau Akun Medsos Aman? Hindari Godaan Link Phising dan Judi Online

Sementara, Kepala Balai Teknologi Informasi dan Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB Agus Siswoaji Utomo mengingatkan, saat ini banyak tawaran hadiah atau tawaran manis yang mensyaratkan kita untuk mengisi data pribadi.

“Jangan pernah percaya iming-iming seperti itu. Kalau perlu diblok saja. Yakinlah, tidak ada hadiah uang, apalagi dalam jumlah banyak, tanpa kerja. Pasti itu penipuan,” pesan Agus Siswoaji.

Pada sesi kedua, Fungsional Penelaah Teknis Kebijakan Dinas Kominfotik Provinsi NTB Mujaddid Muhas juga menyarankan pentingnya kebiasaan mengecek sumber lain sebelum mempercayai berita yang diterima. Contoh, belum lama ada geger soal aplikasi Deep Fake, yang bisa bikin video meniru wajah dan suara asli seseorang, bisa tokoh atau siapa pun.

“Biasanya berakhir dengan ancaman krisis keluarga atau berujung minta duit. Cek dulu dengan menelepon saudara atau pihak yang asli di video. Jangan langsung percaya, lalu transfer duit. Sekali lagi, biasakan untuk cek dan ricek,” tegas Mujaddid.

Dari sisi etika digital, dosen komunikasi Universitas Mataram Hartin Nur Kusnia menegaskan pentingnya faktor pembangunan karakter generasi-Z, di mana usia siswa sekarang menjadi populasi terbesar. ”Butuh sinergi serius antara guru dan orang tua saat siswa mengakses informasi di medsos, agar anak tidak mudah terpapar hoaks dan terancam bully,” pesan Hartin.

Baca juga: Eks Admin Medsos Ngaku Duit Awkarin Rp400 Juta Masuk ke Rekening Pribadi

Hal lain yang mesti dijaga agar tak mudah terpapar hoaks dan virus saat belajar di kelas, menurut Founder Sekolah Literasi Rinjani Fathur Rochman, yakni merawat akun dan data pribadi.

“Dengan menyebar virus, mereka bisa merusak lalu memanfaatkan akun atau data pribadi kita untuk keuntungan mereka. Cegat dengan membuat password yang rumit dan unik,” pungkas Fathur dalam diskusi yang dipandu moderator Yusril Ihza Mahendra.

Untuk diketahui, gelaran diskusi di tengah festival di Kabupaten Lombok Barat ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital. 

Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024.

Bagi kamu yang penasaran, informasi lebih lanjut terkait literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.

Baca juga: Wanita di Jaksel Ditusuk Pria Kenalan via Medsos, Luka di Leher dan Jari

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin

Terpopuler