Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Saat Pandemi, Uang Beredar Meningkat 10,5 Persen Jadi Rp6.567,7 Triliun

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Saat Pandemi, Uang Beredar Meningkat 10,5 Persen Jadi Rp6.567,7 Triliun

Pantau.com - Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) meningkat 10,5 persen pada Juli 2020 tercatat Rp6.567,7 triliun atau meningkat 10,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,2 persen (yoy).

"Likuiditas perekonomian pada Juli itu didukung komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam info terbarunya di Jakarta, Senin (31/8/2020).

Baca juga: Bank Indonesia Catat Uang Beredar Tumbuh Melambat di Juni 2020

Dijelaskan, pertumbuhan M1 tercatat sebesar 13,1 persen (yoy) pada Juli 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juni 2020 sebesar 8,2 persen (yoy), hal itu didorong oleh peningkatan uang kartal dan giro rupiah.

Pertumbuhan uang kuasi juga meningkat, dari 8,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 9,7 persen (yoy) pada Juli 2020. Sementara itu surat berharga selain saham tumbuh 4,9 pers (yoy) pada Juli 2020, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 31,4 persen (yoy).

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi, kata Onny, peningkatan M2 pada Juli 2020 disebabkan oleh kenaikan aktiva luar negeri bersih. Peningkatan aktiva luar negeri bersih tercatat sebesar 17,6 persen (yoy) pada Juli 2020, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada Juni 2020 sebesar 12,1 persen (yoy).

Baca juga: Bank Indonesia: Uang Beredar di Januari 2020 Meningkat 7,1 Persen

Penyaluran kredit pada Juli 2020 tercatat tumbuh stabil 1,0 persen (yoy).

Sementara itu keuangan pemerintah tumbuh positif, meskipun mengalami perlambatan yang tercermin pada pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang melambat dari 43,0 persen (yoy) pada Juni 2020 menjadi 40,8 persen (yoy) pada Juli 2020.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta