HOME  ⁄  Ekonomi

27 Kapal dan 12 Oil Boom Diterjunkan ke Lokasi Tumpahan Minyak di Laut Jawa

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

27 Kapal dan 12 Oil Boom Diterjunkan ke Lokasi Tumpahan Minyak di Laut Jawa

Pantau.com - Memastikan keselamatan warga di lokasi pesisir pantai pasca tercemar tumpahan minyak mentah yang berasal dari sumur minyak dan gas (migas) milik Pertamina Hulu Energi ONWJ.

Pertamina telah menerjunkan tim untuk menangani hal tersebut. VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan 27 kapal dan 12 set Oil Boom untuk mengatasi tumpahan tersebut. 

Perlu sobat Pantau tahu, peralatan Oil boom digunakan untuk melokalisir atau mengurung tumpahan minyak di air. Penggunaan oil boom merupakan tindakan pertama yang dilakukan ketika terjadi kecelakaan tumpahan minyak. Oil boom ini melokalisir dan mencegah minyak menyebar dan mencemari area yang lebih luas.

"Prioritas utama adalah memastikan keselamatan tim dan masyarakat, serta menyelesaikan permasalahan lingkungan di sekitar lokasi," ujar Fajriyah.

Baca juga: Penjelasan Dirjen Migas ESDM Soal Gelembung Gas di Kawasan Pantura

Sementara untuk memastikan tidak adanya aktifitas di area tumpahan minya, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli. 

"Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantau tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup," kata Fajriyah.

Ia juga memastikan penanganan ini melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten, dan memiliki proven experience dalam menangani case yang sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, perusahaan asal US yang telah memiliki proven experience dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo.

Sampai saat ini, Pertamina dan PHE ONWJ juga terus melakukan komunikasi dan koordinasi yang intensif dengan berbagai pihak seperti SKK Migas, Kementerian ESDM, Kementerian LHK, Pemerintah Daerah, Dinas Lingkungan Hidup Daerah, TNI dan Kepolisian, Ditjen Perhubungan Laut, KSOP, KKP, Pushidros AL, KKKS dan berbagai instansi lainnya. Bahkan beberapa pihak tersebut juga telah melakukan peninjauan untuk memonitor situasi terkini.

Baca juga: Langkah Strategis Pemerintah Optimalisasi Harga Gas, Bisa Untungkah?

Dihubungi terpisah, Direktur Operasional Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman memastikan pihaknya sedang menangani tumpahan minyak tersebut.

"Kita sekarang lagi tangani isu yang sedang ada di intensitas sumur, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa diselesaikan dan dalam waktu dekat kita bisa recover apa yang hilang dalam waktu seminggu terakhir sehingga sumur ini bisa kita produksi kembali," ujarnya.

Ia juga menjelaskan agar sumur pengembangan yang ada di PHE di lapangan YY diharapkan bisa berproduksi di September tahun 2019.

"Produksinya diharapkan sebesar 4600 barel per day kemungkinan besar akan bergeser ke tahun depan," tutupnya.

Penulis :
Nani Suherni