
Pantau.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memasang sensor water level dan sensor curah untuk mengantisipasi dini dampak erupsi Gunung Anak Krakatau terhadap tinggi gelombang laut.
Alat tersebut dipasang di Pulau Sebesi di Selat Sunda dan bisa live ke server Automatic Weather Station (AWS) Rekayasa di BMKG.
Baca juga: BMKG Peringatkan Tinggi Gelombang Selatan Selat Sunda Mencapai 2,5 Meter
Dalam penjelasan dari BMKG, di Bandarlampung, Rabu (2/1/2019) menyatakan kita perlu memahami penyebab tidak muncul peringatan saat terjadi tsunami di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018, apa yang dilakukan BMKG untuk memantau potensi tsunami senyap yang masih bisa terjadi akibat longsoran Gunung Anak Krakatau.
BMKG kemudian merintis sistem peringatan dini tsunami akibat longsoran lereng Gunung Anak Krakatau yang dinamai Indonesia Seismic Information System (InaSEIS). Sistem ini beroperasi di Selat Sunda berbasis pemantauan intensitas gempa skala lokal.
BMKG menegaskan, hingga saat ini di dunia belum ada sistem peringatan dini tsunami akibat longsoran lereng vulkanik. Namun, BMKG merancang permodelan mandiri, ujar Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
BMKG berharap sistem yang dirintis ini dapat memberikan manfaat pada peringatan dini tsunami di Selat Sunda.
Baca juga: BMKG: Aktivitas Gunung Anak Krakatau Bisa Bangkitkan Tsunami
BMKG kembali menegaskan, hingga saat ini terkait gempa bumi terlebih tsunami belum bisa diprediksi, jadi jika banyak beredar terkait prediksi gempa dan tsunami BMKG mengimbau untuk mengabaikan.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi