Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Bisnis Properti, Lahan Uang yang Kurang Digarap

Oleh Dera Endah Nirani
SHARE   :

Bisnis Properti, Lahan Uang yang Kurang Digarap

Pantau.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani meminta para pelaku industri properti cermat melihat pasar.

Terutama segmen ini dianggap berpotensi untuk terus tumbuh hingga sepuluh tahun mendatang sehingga perlu menjadi perhatian khusus.

"Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengembang bisnis properti untuk semakin cermat dalam melihat peluang dan membaca permintaan pasar khususnya generasi millennial yang biasanya menginginkan friendly, flexibility payment dan affordable,” ujar Rosan saat sambutan dalam acara 'Kapan Beli Properti untuk Millennial' di 57 Promenade, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Rosan menilai tantangan bagi pengembang properti adalah orientasi pengembangan harus mengarah kepada produk properti yang bisa dijangkau oleh pasar generasi millennial.

Ia juga mengatakan, bank pemberi kredit perumahan harus membuka diri agar bisa diakses oleh generasi millennial.

"Karena kemampuan generasi ini dalam membeli preperti maksimal Rp1 miliar, di mana 17 persen di antaranya baru mampu membeli rumah dengan harga di atas Rp300 juta," ungkap Rosan.

Baca juga: Ini Kata Bank Indonesia Soal Menjamurnya Fintech

Hal tersebut dipicu karena rata-rata penghasilan millennial sebesar Rp3 juta hingga Rp6 juta.

"Sedangkan untuk membeli rumah seharga Rp300 juta, dibutuhkan income minimal Rp7,5 juta per bulan," katanya.

Ia berharap permasalahan ini juga dapat diakomodir oleh pemerintah untuk membuat kebijakan yang mendukung generasi millennial bisa memiliki properti.

“Diharapkan masalah generasi milenial ini bisa akomodir oleh pemerintah, sehingga bisa diterbitkan kebijakan yang mendukung generasi milenial untuk bisa memiliki properti," pungkasnya.

Penulis :
Dera Endah Nirani