billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Bukti! Bisnis Tanpa Modal Ini Sukses Beromzet Rp15 Juta per Bulan

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Bukti! Bisnis Tanpa Modal Ini Sukses Beromzet Rp15 Juta per Bulan

Pantau.com - Kegemaran membuat karya seni jangan hanya menjadi hobi semata. Pasalnya karya seni dapat memiliki pertambahan nilai yang cukup tinggi dalam berbisnis

Misalnya, Wahyu Widayati pemilik brand Tasayu n Craft ini sukses mengembangkan bisnisnya untuk membuat seni dari sandal jepit. Perempuan yang akrab disapa Ayu ini memulai bisnisnya nyaris tanpa modal. 

"Gak pakai modal sama sekali, semuanya dibikin dari barang yang sudah tidak terpakai terus dimanfaatkan," ujarnya saat ditemui Pantau.com, di Gedung Jakarta Creative Hub, Kamis (29/11/2018).

Baca juga: Kapal Yacht Bakal Bebas Pajak? Intip Harga Kapalnya Yuk...

Ayu mengaku kegemarannya tidak berangkat dari pendidikan namun murni otodidak. Dia bilang sangat tertarik pada item sandal, namun bila sandal pada umumnya yang dijual berjenis selop dia justru tertarik membuat seni dari sandal jepit. 

"Aku suka craft, kebetulan yang aku incar memang ingin bikin sandal, yang ada banyak selop kan kalau di hotel-hotel, nah saya pengen sandal jepit, jarang kan makanya saya ingin tambah nilai tambahnya," ungkap perempuan yang sudah memiliki 3 cucu ini.

Ia memulai bisnis sandal ini sejak tahun 2015, dulu ia menjual saat awal produksi dengan harga sepasang Rp 100 ribu dan saat ini harganya sudah mencapai Rp150 ribu.

"Kadang kalau di lokasi atau acara tertentu bisa jual Rp200 ribu," katanya. 

Dalam satu bulan, Ayu mengaku hanya menerima permintaan order sebanyak 100 item atau nilainya mencapai Rp 15 juta perbulan. Ia juga hanya menjual barang yang sudah jadi karena ia tak mau membuat dalam jumlah besar namun kualitasnya tidak sama. 

Baca juga: Kapal Yacht Bakal Bebas Pajak? Intip Harga Kapalnya Yuk...

"Jadi mending kalau udah jadi aja belinya, perkejaan kaya gini kan tergantung hati, kalau gak mood dipaksa udah goodbye," terangnya.

Kini karyanya bahkan sudah sampah ke Jerman, ia mengaku produknya dibawa oleh reseller yang khusus menjual untuk pemasaran di Jerman. "Pemasaran sekarang sudah ada yang sampai Jerman, tapi yang bawa customer, biasanya dia pesan kalau sudah banyak nanti dia pilih barangnya sendiri," katanya. 


Penulis :
Nani Suherni