
Pantau.com - Korea Utara yang bersenjata nuklir mengutuk Amerika Serikat terkait sanksi baru terhadap 3 pejabat asal Korut. Aksi itu dianggap bisa mempersulit alngkah denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Seperti diketahui, AS pada pekan lalu memberikan sanksi baru terhadap tiga pejabat senior Korea Utara yang dijatuhi sanksi atas pelanggaran HAM. Termasuk Choe Ryong Hae, yang dianggap sebagai tangan kanan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA, Korea Utara mengatakan Trump telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk meningkatkan hubungan dengan Pyongyang, tetapi Departemen Luar Negeri AS bertekad untuk membawa hubungan DPRK-AS kembali ke masa diplomatik panas. DPRK adalah akronim untuk nama resmi Korea Utara.
Baca juga: Panas Lagi Deh! AS Jatuhi Sanksi pada Tiga Pejabat Korut, Salah Satunya Orang Dekat Kim Jong Un
Dalam beberapa bulan terakhir, para politisi AS termasuk Menteri Luar Negeri Mike Pompeo telah hampir setiap hari memfitnah DPRK. Menggunakan sanksi untuk membuat Korea Utara menyerahkan seluruh senjata nuklir.
"Namun itu perhitungan salah terbesar. Tentunya kita bisa saja memblokir jalan menuju denuklirisasi di semenanjung Korea selamanya."
Setelah pemulihan hubungan diplomatik yang ditandai dengan pertemuan KTT antara Donald Trump dan Pimpinan Korut Kim Jong Un di Singapura pada bulan Juni lalu, pembicaraan soal nuklir bisa saja terhenti.
Baca juga: Jelang Kunjungan Bersejarah ke Korsel, Demam Masker Wajah Kim Jong Un Jadi Buah Bibir
- Penulis :
- Widji Ananta