Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Cabai Merah, Daging Ayam hingga Transportasi Sebabkan Inflasi Mei 2019

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Cabai Merah, Daging Ayam hingga Transportasi Sebabkan Inflasi Mei 2019

Pantau.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Mei 2019 terjadi inflasi sebesar 0,68 persen. Sehingga tingkat inflasi tahun kalender (year to date) Januari-Mei 2019 sebesar 1,48 persen dan tingkat inflasi tahun (year on year) sebesar 3,32 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan inflasi bulan Mei disebabkan oleh bahan makanan, makanan jadi dan transportasi. 

"Bahan makan inflasi 2,02 persen kemudian makanan jadi terjadi inflasi 0,56 persen dan transportasi 0,54 persen," ujarnya ujarnya saat jumpa pers di Gedung 3, BPS, Jl. Dr. Sutomo, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2019). 

Baca juga: Inflasi Mei 2019 Naik 0,68 Persen, Lebih Tinggi dari Mei 2018 dan 2017

Dari bahan makanan, komoditas yang menjadi penyebab yakni cabai merah sebesar 0,10 persen, daging ayam ras kontribusi 0,05 persen, bawang putih 0,05 persen dan ikan segar 0,04 persen, selebihnya komoditas sayuran kecil-kecil konstribusi 0,01 persen tapi aneka ragam kelapa, pepaya dan lain-lain. 

"Wajar karena puasa dan mendekati lebaran," katanya. 

Kemudian untuk komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasi sebesar 0,56 persen andilnya 0,10 persen.

"Andil inflasi kenaikkan. Harga nasi lauk pauk menyumbang 0,01, mungkin faktor puasa malas memasak, dan rokok kretek filter 0,01 gula pasir 0,01," paparnya. 

Baca juga: Dari Daging Sapi Hingga Cabai Rawit Kompak Turun Harga di H+5 Lebaran

Sandang atau pakaian terjadi inflasi cukup besar sebesar 0,45 persen namun sumbangsihnya hanya 0,02 persen.  

"Seluruh kelompok ini melakukan peningkatan ada sandang laki-laki, wanita, anak, catatan sandang anak-anak sebesar 0,56, laki-laki 0,45 persen dan perempuan 0,52 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 0,02 persen," katanya. 

Sementara untuk transportasi inflasi sebesar 0,45 persen dengan andil 0,1 persen. Dengan andil cukup tinggi yakni angkutan antar kota, tarif angkutan udara, kereta api masing-masing 0,02 persen.

"Sesuatu yang wajar. Sebagaimana dikeluhkan tarif mahal. Andil hanya 0,02 persen karena memang sebelumnya sudah mahal," pungkasnya.


rn
Penulis :
Nani Suherni