
Pantau.com - Serangan hoax atau berita bohong makin gencar beredar, terlebih jelang tahun politik tahun 2018 dan 2019 mendatang. Tapi, sayangnya masih sedikit masyarakat yang tak bisa membedakan mana berita hoax dan berita asli.
Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO), Jodhi Yudono kepada Pantau.com berbagi kiat-kiat untuk mengenali berita hoax, sebagai berikut;
1. Bersifat Provokatif dan Aditatif
Sifat seorang jurnalis adalah berani berimbang dan menjadi agen perubahan kearah lebih baik. Oleh karenanya Jodhi menilai jika suatu berita bersifat memprovokasi pertengkaran.
"Pertama kita tandai dulu ciri-ciri berita hoax, biasanya ciri-ciri berita hoax itu provokatif, kemudian biasanya ada tambahannya viralkan, itu kemungkinan besar dia hoax," ujar Jodhi.
Baca juga: Menkominfo Sebut 2 Media Sosial yang Jadi Ladang Berita Hoax
2. Penulisan Tanpa Kaidah Jurnalistik (5W+1H)
Kejelasan suatu peristiwa dapat dilihat berdasarkan siapa yang berbicara (who), kapan kejadiannya (when), apa yang terjadi (what), dimana terjadi (where), mengapa terjadi (why) dan seperti apa (how).
Kelima unsur inilah yang menurut Jodhi menjadi penting untuk memverifikasi kabar hoax yang beredar, dan pastikan kejadiannya dengan mengecek langsung baik kepada orang yang berbicara atau fakta kejadian di lapangan.
"Kemudian dia tidak memiliki anasir-anasir jurnalistik, yang 5W+1H itu, tidak ada verifikasi dia hanya sebatas informasi, menginformasikan tapi sifatnya aditatif," kata Jodhi.
3. Kapabilitas Media
Media menjadi penting, karena berita dapat ditelusuri berdasarkan siapa penulis atau pembuat berita tersebut, dan pastikan dalam media tersebut terdapat unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah media seperti susunan redaksi ataupun hingga pedoman media siber.
Baca juga: Intelektual Muda NU: Hoax Merusak Tatanan Demokrasi
"Jadi membedakannya yang satu berita, sudah ada anasir, kemudian ada klarifikasi kemudian ada produsennya adalah media A,B,C,D, jelas," imbuh Jodhi.
4. Kritisi Informasi dari Media Chatting
Adanya aplikasi chatting juga membuat semakin mudahnya menyebarkan berita hoax, untuk itulah penting menurut Jodhi pengguna aplikasi chat seperti WhatsApp, untuk lebih mau mengkritisi pesan yang masuk.
"Jangan ditelan mentah-mentah, cuma masyarakat kita ini harus kita sadari terbelah. Nah keterbelahan inilah yang membuat sentimen yang melahirkan emosional," jelasnya
"Ketika ada berita yang merendahkan pihak lain maka ia sebarkan. Nah harusnya mulai belajar cerdaslah," tambah Jodhi.
5. Rajin Membaca
Kiat ini diberikan Iman Piliang, Praktisi Media Sosial yang ikut menyoroti turunnya minat membaca di Indonesia dari tahun ke tahun. Hal inilah yang menurut Iman pada akhirnya membuat masyarakat Indonesia menjadi sasaran empuk berita hoax.
"Kalau saya bilang sih kita minat baca bukunya bagus semua terpintar kok," kata Iman.
- Penulis :
- Adryan N