
Pantau.com - Aksi China membuat penahanan massal warga etnik Uighur di kawasan Xinjiang di China barat, menyulut emosi negara internasional.
Dalam beberapa bulan belakangan, China telah menerima kecaman dari para pegiat, akademisi dan pemerintah asing atas penahanan massal dan pengawasan ketat minoritas Muslim Uighur dan kelompok-kelompok etnis lain yang tinggal di Xinjiang.
"Situasi ini harus diatasi untuk mencegah preseden negatif di masa depan terkait dengan penerimaan penyiksaan negara terhadap unsur penduduknya, khususnya atas dasar kesukuan atau agama," kata kelompok tersebut dalam pernyataannya.
Baca juga: Australia-AS Desak China Bebaskan Sandera Muslim Uighur
"Negara-negara hendaknya mempercepat penerimaan suaka dari minoritas Muslim di Xinjiang dan juga mempelopori gerakan bagi tindakan PBB yang bertujuan menyelidiki sistem pengasingan massal ini dan menutup kamp-kamp tersebut."
China menolak kecaman atas aksi-aksinya di Xinjiang, dengan menyatakan pihaknya melindungi agama dan budaya kaum minoritas, dan langkah-langkah keamanannya diperlukan untuk memerangi pengaruh kelompok-kelompok "ekstrimis" yang memicu kekerasan di sana.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan dunia hendaknya menepis "gosip" tentang Xinjiang dan percaya kepada pemerintah.
Baca juga: Konsulat China di Pakistan Diserang Kelompok Bersenjata, 2 Tewas
- Penulis :
- Widji Ananta