
Pantau.com - Pemerintah Indonesia menegaskan dukungan untuk Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (United Nations Refugee Work and Relief Agency for Palestinian Refugees/UNRWA).
Dalam keterangan tertulis dari KBRI Amman yang diterima di Jakarta, Rabu (5/9/2018), Duta Besar RI untuk Yordania Andy Rachmianto bersama beberapa dubes asing di Yordania mendampingi Komisaris Jenderal UNRWA Pierre Krhenbhl, dalam kunjungan ke tempat pengungsian warga Palestina di kota Amman, Yordania.
Pada kunjungan tersebut, Dubes Andy menegaskan secara langsung kepada Krhenbhl bahwa Indonesia akan turut mendukung penggalangan dana untuk membantu operasional UNRWA, baik itu melalui dukungan domestik maupun dengan mendesak negara-negara lain untuk memberikan perhatian lebih kepada UNRWA.
Selama 2018, bantuan Indonesia untuk UNRWA, baik yang berasal dari pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, maupun perorangan (philanthropist) telah mencapai nilai 1,365 juta dolar Amerika Serikat.
Baca juga: Indonesia Kecam AS Hentikan Kucuran Dana untuk Badan Urusan Palestina
Saat ini sedang dijajaki rencana peluncuran kampanye #Dignity is priceless yang akan dilakukan oleh UNRWA bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam rangka menggalang dukungan dari publik Indonesia untuk membantu pengungsi Palestina.
"Diharapkan rasa solidaritas dan kedermawanan masyarakat Indonesia dapat membantu saudara-saudara kita di Palestina," kata Dubes Andy.
Di tempat pengungsian, Komisaris Jenderal UNRWA Krhenbhl mengunjungi salah satu sekolah UNRWA tertua di Yordania yang dikelola sejak 1955. Kunjungan itu menunjukkan komitmen UNRWA untuk tetap membuka operasional sekolah sesuai dengan tahun ajaran baru di Yordania.
"Seluruh murid dan staf pengajar diharapkan untuk fokus dalam belajar dan mengajar, serta jangan terganggu oleh pemberitaan media mengenai krisis yang dihadapi UNRWA. Saya akan mencarikan alternatif pendanaan lain untuk memastikan program pendidikan UNRWA bagi para pengungsi Palestina tetap berjalan," ujar Krhenbhl.
Krhenbhl menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk keberlangsungan operasional sekolah meskipun dalam kondisi sulit. Peningkatan pendidikan anak-anak usia sekolah dari pengungsi Palestina merupakan salah satu komitmen dasar dari pendirian UNRWA.
Baca juga: Jerman Kucurkan Dana Besar untuk Badan PBB Urusi Pengungsi Palestina
Pembukaan tahun ajaran baru di sekolah UNRWA pada tahun 2018 memiliki makna yang mendalam karena diselenggarakan di tengah krisis finansial yang sedang dihadapi UNRWA. Krisis finansial itu mengancam keberlangsungan program pendidikan bagi para pengungsi anak Palestina.
Kondisi finansial UNRWA saat ini masih mengalami defisit sebesar 217 juta dolar AS sehingga mendesak UNRWA untuk mencari dukungan sumber dana baru, tidak saja berasal dari negara donor, tetapi juga dari kalangan perusahaan maupun perorangan.
UNRWA yang dibentuk pada tanggal 1 Mei 1950 merupakan badan PBB yang memiliki mandat untuk memastikan pemenuhan hak-hak dasar bagi pengungsi Palestina. UNRWA memberikan layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial kepada pengungsi Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
Saat ini, UNRWA mengelola sebanyak 709 sekolah dengan 21.946 orang guru yang mengajar anak didik sebanyak 515.260 orang di lima wilayah operasional tersebut. Khusus di Yordania, UNRWA mengelola 171 sekolah, tiga pusat pelatihan keterampilan dengan 121.368 murid yang tersebar di 10 tempat pengungsi.
- Penulis :
- Widji Ananta