Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Korban Tewas Akibat Badai Usman di Filipina Bertambah, Kini Berjumlah 85 Orang

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Korban Tewas Akibat Badai Usman di Filipina Bertambah, Kini Berjumlah 85 Orang

Pantau.com - Jumlah korban jiwa dalam tanah longsor serta banjir di Filipina meningkat menjadi 85 orang. Sementara itu, sebanyak 20 orang dinyatakan hilang.

Direktur Eksekutif Dadan Nasional Penanganan Bencana Ricardo Jalal mengatakan, para korban, termasuk beberapa anak kecil, kehilangan nyawa ketika rumah mereka rubuh karena longsor setelah hujan deras beberapa hari mengguyur sejumlah provinsi di Filipina tengah. 

"Kalau kami tidak berhasil menemukan orang-orang yang hilang atau kami menemukan mereka dalam keadaan sudah tak bernyawa, jumlah (korban jiwa) itu menjadi 105, yang tidak kami harapkan," kata Jalal.

Baca juga: 61 Orang Tewas Akibat Terjangan Badai Usman di Filipina

Tekanan tropis, yang melemah menjadi pola tekanan rendah sebelum meninggalkan Filipina pada Minggu (30/12), menimbulkan hujan lebat. Hujan deras itu memicu tanah longsor serta banjir di wilayah Bicol dan Visayas.

Bicol, yang berpenduduk 5,8 juta jiwa, merupakan wilayah yang paling parah terkena bencana tersebut. Di sana, 68 orang meninggal karena hujan terus menerus serta tanah longsor.

Kerusakan yang dialami sektor pertanian di Bicol, yang menghasilkan beras dan jagung, diperkirakan mencapai 343 juta peso (sekitar Rp94 miliar).

Baca juga: Terungkap! George HW Bush Pernah Jadi Orangtua Asuh Anak Filipina

Para petugas penyelamat, termasuk dari kepolisian dan militer, menggunakan alat-alat berat untuk membersihkan jalanan yang mengarah ke lokasi-lokasi longsor. Para petugas juga memasuki kawasan-kawasan pemukiman yang terkena banjir dengan menggunakan perahu karet.

"Matahari sudah muncul, kadang-kadang disertai hujan. Kami berharap banjir akan surut," kata Ronna Monzon, anggota personel operasi badan penanganan bencana di Bicol, kepada Reuters.

Setiap tahunnya, Filipina dilanda sekitar 20 topan tropis, yang menjatuhkan banyak korban jiwa serta membebani salah satu negara di Asia yang perekonomiannya tumbuh paling pesat itu.

Penulis :
Widji Ananta