
Pantau.com - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) memulai bisnis kargonya dalam waktu dekat ini. Rencananya, Merpati akan menerbangkan pesawatnya untuk pertama kali membawa kargo ini pada tanggal 10 November 2019.
Direktur Utama Merpati Airlines, Asep Eka Nugraha, mengatakan pada 10 November nanti akan ada 1 pesawat milik Garuda Indonesia yang akan diterbangkan dari Jakarta menuju Jayapura. Usai diterbangkan, nantinya pesawat itu punya jadwal secara rutin guna membawa kargo dari Jayapura menuju Wamena.
"Pada tanggal 10 (November) nanti ceremonial dengan Garuda. Positioning pesawat. Kan kita terbangnya pakai pesawatnya Garuda. Ke Jayapura (terbangnya). Nanti dari Jayapura ke Wamena," ujar Asep.
Baca juga: Merpati Airlines Berencana Terbangkan Pesawat Rusia, Sukhoi?
Untuk permulaan hanya satu pesawat dulu yang akan dikirimkan ke Papua. Sementara empat sisanya akan dikirim pada tahun 2020 mendatang.
Untuk diketahui, Garuda Indonesia meminjamkan lima pesawatnya untuk Merpati menjalankan bisnis kargonya. Kelima pesawat tersebut tiga pesawat milik Garuda Indonesia dan dua sisanya milik Citinlink. "Baru satu baru satu. Tahun depan baru lima," ucapnya.
Menurut Asep, nantinya pesawat kargo ini akan mengangkut berbagai macam komoditas. Seperti dari mulai komoditas pangan yang akan dikirim oleh Perum Bulog, hingga semen milik PT Semen Indonesia (Persero).
Baca juga: Pantau Grafis: Momen Penting 'Mati Surinya' Merpati Airlines
Komoditas yang akan diangkut sebenarnya sudah tertuang dalam nota kesepemahaman antara Merpati dengan 10 perusahaan plat merah lainnya beberapa waktu lalu. Adapun ke-10 BUMN tersebut yakni PT Garuda Indonesia (Persero), PT Semen Indonesia (Persero), PT Pertamina (Persero), Perum Bulog, Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero), PT PLN (Persero), Bank Mandiri, Bank BTN, Bank BNI, hingga Bank BRI.
"Macam macam. Kan kita kemarin tanda tangan dengan 10 itu. Rencana kita akan mengimplementasikan itu," ucapnya.
Sementara ketika ditanya mengenai profit yang akan didapat, Asep enggan membeberkan dengan dalih masih dalam proses penghitungan. Begitupun saat ditanya mengenai biaya yang harus dibayarkan kepada Garuda untuk operasional pesawat. "Masih dibahas. Ntar ada koreksi lagi. Angkanha harus yang ada adjustment lagi. Kan kita menyiapkan pesawat menyiapkan apa apa. Kalo sampai ke persen persen nanti. Kalau itu kan proyeksi kan projection pasti berbeda. Tahun pertama kan baru satu pesawat. Tahun depan baru tambah jadi 5 pesawat dan seterusnya," tukasnya.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta