
Pantau.com - Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang mengatakan kekacauan arah di udara menyebabkan pilot pesawat tempur silmuan, F-35 Lighting II, mengalami kesalahan dan jatuh di Lautan Pasifik pada April, menghempas ke air dengan kecepatan lebih dari 1.100 kilometer/jam.
Jet buatan Lockheed Martin Corp, Amerika Serikat, itu hilang dari layar radar ketika sedang terbang latihan bersama tiga pesawat F-35 yang lain di samudera di dekat Jepang barat daya pada 9 April, yang menyebabkan pilot berumur 41 tahun itu meninggal dunia.
"Kemungkinan besar pilot mengalami vertigo dan tidak menyadari keadaannya," demikian isi siaran pers dari Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang (JASDF), Senin (10/6/2019).
Baca juga: Lawatan ke Jepang, Trump Umumkan Tokyo Beli 105 Pesawat Tempur F-35
"Kecelakaan terjadi akibat tindakan manusia, tetapi bukan sebagai kesalahan pilot," kata seorang pejabat JASDF dalam temu pers.
"Ada tanda-tanda bahwa tidak ada masalah dengan pesawatnya," tambahnya.
Namun. Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang belum menemukan rekaman data apa pun dari pesawat berharga USD126 juta dari rekaman percakapan dengan pengendali darat. Puing-puing pesawat ditemukan di dasar laut sekitar 1.500 di bawah lokasi pesawat jatuh.
Baca juga: Polandia Berencana Ganti Pesawat Tempur Era Soviet dengan F-35 AS
Pilot tidak memberikan isyarat mengalami masalah dan tidak berusaha menghindari tabrakan kendati perlengkapan canggih dan sistem peringatan Ground Proximity (GPWS, alat peringatan jika pesawat mendekati daratan dengan tidak normal) telah memperingatkannya untuk melompat keluar.
JASDF tidak menemukan tanda-tanda pilot berusaha melontarkan diri keluar. Pesawat tempur yang berumur kurang dari setahun, jatuh sekitar 28 menit setelah lepas landas di Pangkalan Udara Misawa, di Prefektur Aomori.
- Penulis :
- Noor Pratiwi