
Pantau.com - Berbagai macam cara dilakukan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk berlomba-lomba menggaet simpati agar bisa sukses di Pilpres 2019. Salah satunya seperti pasangan capres dan cawapres Prabowo-Sandiaga yang memfokuskan meraih simpati dari suara perempuan, yang istilahnya mereka sebut 'emak-emak'.
Namun pada perjalanannya, strategi ini ternyata tidak mulus begitu saja saat dipraktekkan di lapangan. ungkapan 'emak-emak' yang biasa mereka gaungkan, menuai kritik dari kubu lawan, yaitu relawan pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf yang menamakan diri Relawan Perempuan Bravo-5 yang mendeklarasikan diri di Hotel Atlet Century, Jakarta pada Kamis, 8 November 2018.
Baca juga: Ini Program Sandiaga Untuk Partai 'Emak-Emak'
Ketua Bravo-5 Kartini Sjahrir selaku Ketua Bravo-5 mengatakan, bahwa konotasi emak-emak dinilai seolah-olah hanya meletakkan perempuan di ranah domestik, perempuan menurutnya hanya dijadikan sebagai objek.
"Kami tidak meletakkan 'emak-emak' di isu domestik saja. Kalau kubu sebelah mau menjadikan itu gimmick politik, terserah," ujar Kartini.
Lantas apa alasan kubu pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga memfokuskan kampanye dengan melibatkan perempuan dalam hal ini biasa disebut 'emak-emak' untuk bisa sukses di Pilpres 2019?
Klik Next...
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi