Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pengamat Soal Utang Indonesia yang Membengkak: Jangan Bercita-cita Melunasinya

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Pengamat Soal Utang Indonesia yang Membengkak: Jangan Bercita-cita Melunasinya

Pantau.com - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri mengatakan, tidak ada negara yang tidak berutang. Menurutnya utang merupakan bagian dari pengelolaan yang erat dengan pengelolaan negara.

"Tidak ada satu negara pun termasuk Saudi Arabia yang kaya yang tidak berutang. Jadi, jangan cita-cita bisa melunasi utang. Utang itu bagian inheren dari mengelola negara," ujarnya saat jumpa pers di kantornya  Batu Merah, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, Rabu (21/3/2018).

Menurutnya, kalaupun penerimaan negara surplus tetap akan berutang untuk penerbitan utang baru dengan bunga lebih murah.

"Jadi misalnya, ketika penerimaannya sedang bagus surplus, tetap saja kita berutang. Utangnya di mana? Menerbitkan utang baru dengan bunga lebih murah untuk membayar utang baru yang bunganya lebih tinggi," paparnya.

Baca juga: Menko Darmin Sebut Isu Utang Luar Negeri Indonesia Dipolitisasi

Faisal menambahkan, negara sekelas Singapura pun tidak bercita-cita melunasi utang. Ia menilai ada imbal hasil dari utang yang diambil.

"Kan Singapura juga nggak bercita-cita ingin lunas utangnya. Jadi, bagian inharen dari pengelolaan utang negara dan ada yield curve-nya. Nanti, kalau pemerintah nggak berutang nggak ada yield curve-nya, jadi bagian inhern dari pengelola negara dan bagian inhern dari pengelolaan fiskal," tandasnya.

Seperti diketahui, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir 2018 tercatat mencapai USD357,5 miliar atau setara Rp4,790,5 triliun (kurs Rp.13.400 perdollar AS. Pemerintah menilai jumlah tersebut sama dengan 29-30% dari PDB alias jauh dibawah batasan maksimal utang 60% terhadap PDB.

Baca juga: DPR Soal ULN Pemerintah: Jangan Tenang-tenang Saja, Nanti Negaranya Bubar

Penulis :
Widji Ananta