HOME  ⁄  Ekonomi

DPR Soal ULN Pemerintah: Jangan Tenang-tenang Saja, Nanti Negaranya Bubar

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

DPR Soal ULN Pemerintah: Jangan Tenang-tenang Saja, Nanti Negaranya Bubar

Pantau.com - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Februari 2018 tercatat mencapai USD357,5 miliar atau setara Rp4,790,5 triliun jika mengacu kepada kurs Rp.13.400 per dolar AS. Seperti diketahui, tren pelemahan rupiah bahkan sempat mencapai angka Rp14,710 per dolar AS. 

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan memperingatkan, bila rupiah mencapai angka Rp15 ribu per dolar AS, pemerintah wajib berbenah.

"Sebagai akademisi, kalau dolarnya (mencapai) Rp15 ribu artinya kondisinya sudah sangat rawan," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menambahkan, Indonesia jangan sampai bernasib sama dengan Yunani.

"Kami baru saja kemarin melaksanakan kunjungan muhibah ke Yunani, sebagaimana Yunani kita ketahui negaranya sudah collapse (bangkrut), ternyata disana situasi collapse tidak dirasakan secara real di masyarakat artinya ya tenang-tenang saja, tidak ada penjarahan, tidak ada kerusuhan tidak ada copet merajalela ya semuanya tenang-tenang saja, tapi negaranya bangkrut," paparnya.

Baca juga: Klaim Pemerintah Soal Utang Negara di Bawah Batas Maksimal Menjadi Sorotan

"Nah ini kan jangan sampai terjadi di negara kita, kita tenang-tenang saja, ternyata negaranya bubar. Nah ini lah pelajaran yang saya peroleh kemarin," imbuhnya.

Pihaknya mengatakan salah satu penyebab kebangkrutan di Yunani adalah terlalu berkutat pada prospek Ekonomi makro dan tidak memperhatikan Ekonomi mikro. "Kita tanya ke bank nasional Yunani sepeti apa, tanya ke pasarnya seperti apa ternyata semuanya masih berkutat pada prospek ekonomi makro, mikronya tidak dilihat nah mikro dan makro ini kan secara ekonomi harus ada penyelarasan," katanya.

"Bilangnya mungkin kan tidak bangkrut dan seterusnya tetapi aspek mikronya harus di dorong untuk menunjang aspek makronya," imbuhnya.

Ia juga mengingatkan jangan sampai utang menjadi warisan pemerintah saat ini. Karena yang lebih banyak diambil adalah utang jangka panjang. 

Baca juga: Bamsoet Soal Utang Luar Negeri Rp4,361 Triliun: Masih Wajar, Kita Mampu Bayar

"Utang jangka panjang itu jangan sampai pula setelah maksimal 2 periode pak Jokowi memimpin ternyata masih meninggal warisan utang, itu kan utang jangka panjang," katanya.

"Memang benar utang jangka pendeknya rasionya kecil, masih aman tapi bagaimana dengan utang jangka menengah dan jangka panjang ini sudah hampir mendekati negara-negara yang sangat mendekati bangkrut kaya Yunani itu," tegasnya.

Ia berharap ada penguatan tidak hanya dari aspek ekonomi makro namun juga ekonomi mikro. "Inilah, harapan kita ayo kita dukung sama-sama bagaimana sektor riil itu jadi penguat dalam kaitan tidak hanya melihat aspek makronya saja tapi Ekonomi mikronya efektivitas program dana desa juga harus digenjot," tandasnya.

Penulis :
Widji Ananta

Terpopuler