Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Pornografi Meladak di Seoul, Pemerintah Korsel Dianggap Tumpang Tindih

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Pornografi Meladak di Seoul, Pemerintah Korsel Dianggap Tumpang Tindih

Pantau.com - Kamera tersembunyi di toilet semakin marak di Korea Selatan terutama Seoul. Hal itu sontak memantik kemarahan warga. Tak toilet, ruang ganti pakaian juga menjadi sasaran oknum tak bertanggung jawab.

Melansir The Guardian, Senin (3/9/2018), polisi mengatakan, lebih dari 26.000 korban antara 2012 dan 2016 telah diidentifikasi, tetapi banyak juga dari korban yang tak melapor.

Pemerintah Korsel kini semakin ketat. Saat ini ponsel yang dijual di negara tersebut diharuskan bersuara keras ketika mengambil foto sebagai upaya untuk mencegah perekaman diam-diam. Selain HP, jam tangan dan sepatu yang dilengkapi dengan spycam juga akan disasar pemerintah. 

Baca juga: Foto Pria Telanjang Secara Diam-diam, Wanita Ini Divonis Penjara

Wanita telah mengadakan protes di jalan-jalan Seoul menyerukan pemerintah untuk berbuat lebih banyak. Setidaknya rekor 7000 orang ikut ambil bagian dalam unjuk rasa itu.

Saat ini, pemerintah Seoul memeriksa setiap toilet sekitar sebulan sekali, namun hanya mempekerjakan 50 inspektur untuk memantau lebih dari 20.000 kamar mandi umum. Rencananya, pemerintah akan menambah 8.000 pekerja kota yang baru.

Inspektur pemerintah gagal menemukan kamera apa pun dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Sadis! Mantan Sipir Simpan Senjata Api dan Buku Terorisme Milik Penembak Jitu Terkenal

Para ahli dan aktivis telah mengecam upaya pembersihan kamar mandi umum. Kegiatan tersebut dianggap justru menjadi awal terpasangnya kamera yang berujung pornografi. Bahkan, pemerintah dianggap telah gagal menghukum para pelaku yang berbagi rekaman diam-diam secara diam-diam.

Pengadilan Korea Selatan memvonis seorang wanita satu tahun di penjara bulan lalu karena berbagi foto telanjang seorang pria, sementara kebanyakan pria yang berbagi foto atau video biasanya hanya didenda. Sebagian besar pelaku, lebih dari 90 persen adalah laki-laki.

Penulis :
Widji Ananta