
Pantau.com - Upaya bantuan kemanusiaan yang tidak sah ke Venezuela menyebabkan bentrokan antara otoritas yang berusaha mencegah truk bantuan kemanusiaan di perbatasan negara tanpa izin dengan pengunjuk rasa, yang mendorong Caracas untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan Sabtu, 23 Februari 2019, ia memutuskan hubungan diplomatik dengan Kolombia. Keputusan ini diambil setelah Kolombia itu mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido dalam upayanya untuk membawa bantuan kemanusiaan ke negara itu.
Di saat yang sama, sebuah truk dengan bantuan AS terbakar selama usaha pencegahan oleh demonstran dugaan oposisi untuk menyeberangi perbatasan Kolombia-venezuela yang tertutup di Fransisco de Paula Santander Bridge, seperti dilansir Sputnik, Selasa (26/2/2019).
Baca juga: Kerusuhan Terjadi di Perbatasan, Maduro Lancarkan Demo Tandingan
Menurut seorang jurnalis Amerika, Max Blumental, dalam video insiden tersebut memperlihatkan oposisi guarimbero melempar sebuah koktil molotov ke sebuah truk yang penuh dengan bantuan kemanusiaan AS.
Penulis Humberto Ortiz, menanggapi pernyataan wartawan itu dan menjelaskan detail kejadian.
"Saya telah melihat gambar Noticias Uno (kantor berita) dan memperhitungkan kembali bahwa lokasi itu di mana truk dilempari koktail molotov saat protes dari wilayah Kolombia," kata Humberto Ortiz, menanggapi Blumental.
Everyone from @marcorubio to @senfeinstein to Colombian President @IvanDuque claimed without evidence that Venezuelan national guard burned US aid on the Santander bridge. But as I explain, all evidence suggests opposition guarimberos torched the aid: https://t.co/clwyxHPJEC
— Max Blumenthal (@MaxBlumenthal) February 24, 2019
Baca juga: Senator AS Cuit Penyiksaan Gadaffi saat Pompeo Sebut Maduro Telah Dinomori
Di waktu yang sama, oposisi Venezuela berusaha memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan dari negara tetangga Kolombia dan Brasil yang mengakibatkan bentrok dengan petugas keamanan Maduro yang mengganggap perngiriman itu sebagai cara untuk menggulingkan pemerintah.
Situasi di negara Amerika Latin itu memanas usai pemimpin Majelis Nasional, Juan Guaido, menyatakan dirinya sebagai Presiden sementara Venezuela dan menuding Maduro melakukan kecurangan pada pemilihan umum presiden tahun lalu.
Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya bergerak memberi dukungan kepada Guaido. Sementara itu, Rusia, China, Meksiko, dan beberapa negara telah menyuarakan dukungan untuk maduro, yang menuding Washington telah merancang sebuah kudeta di negaranya.
- Penulis :
- Noor Pratiwi