Pantau.com - Anggota Parlemen Kosovo terpaksa dievakuasi dari gedung pertemuan setelah politisi oposisi melemparkan gas air mata, Kamis (22/3/2018). Aksi tersebut terjadi ketika Parlemen Kosovo rencananya akan memberikan suara pada perjanjian demarkasi dengan Montenegro.
Utusan Amerika Serikat (AS) untuk Kosovo, Greg Delawie mengatakan, jika aksi tersebut tidak memperlihatkan bagaimana cara negara Eropa menyikapi perdebatan.
"Ini seharusnya tidak terjadi di negara Eropa. Gas air mata bukan tindakan khas Eropa," kata Greg seperti dilansir Pantau.com dari BBC, Kamis, 22 Maret 2018.
Sementara itu, Duta besar Uni Eropa Nataliya Apostolova menilai, aksi pelemparan gas air mata tersebut memperlihatkan cara parlemen untuk menarik mundur Kosovo dari perjanjian menggunakan cara berbahaya.
Sebelumnya, banyak insiden serupa terjadi di ruang parlemen Kosovo dalam beberapa tahun terakhir.
Sejak menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008, sebagian besar negara anggota Uni Eropa telah mengakui Kosovo sebagai negara merdeka. Hanya lima, termasuk Spanyol, menolak mengakuinya.
Uni Eropa telah membuat RUU itu sebagai syarat bagi Kosovo untuk mendapatkan perjalanan bebas visa. Untuk diketahui sejumlah tetangga negara Balkan itu seperti Serbia, Albania, Montenegro, Makedonia dan Bosnia semuanya memiliki perjalanan bebas visa di Uni Eropa sejak 2010.
- Penulis :
- Widji Ananta
