
Pantau.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimistis bahwa perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China juga berdampak dalam mengalirkan investasi ke Indonesia karena Indonesia memiliki segala yang kondisi yang diperlukan untuk menjadi tempat investasi.
Kondisi tersebut antara lain infrastruktur, simplifikasi peraturan, ease of doing bisnis yang meningkat serta Indonesia juga merupakan pasar yang besar.
Baca juga: Icon Rusak di 22 Mei, Dirut Sarinah Harapkan Tak Terulang di Hari Ini
Hal itu disampaikannya dalam wawancara dengan TV Bloomberg yang dibawakan oleh Tom Keene and Nejra Cehic saat Sri Mulyani menghadiri Bloomberg Emerging & Frontier Forum di London pada Selasa (25 Juni 2019).
"Kita punya segala yang diperlukan investasi untuk mengalir ke Indonesia seperti infrastruktur yang telah berkembang selama lima tahun terakhir, simplifikasi dan deregulasi peraturan, ease of doing bisnis yang meningkat. Indonesia juga merupakan pasar yang besar," katanya.
Ia menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki kondisi yang menarik di dalam perekonomian. Stabilitas makro juga kebijakan yang prudent yang telah diterapkan terus-menerus di Indonesia. Tak hanya itu, reputasi kemudahan tempat berbisnis dan iklim investasi di Indonesia juga secara agresif mengkomunikasikan kebijakan ini.
Baca juga: Icon Rusak di 22 Mei, Dirut Sarinah Harapkan Tak Terulang di Hari Ini
Sri Mulyani percaya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 masih dapat tumbuh di kisaran 5,3 persen dari dampak global perang dagang ini. Namun, dengan berbagai risiko yang harus dihadapi seperti menurunnya ekspor, impor dan harga komoditi, Indonesia menargetkan pertumbuhan yang lebih moderat di kisaran 5,17 persen hingga 5,2 persen.
"Kita melihat dampak perang dagang dan pelemahan global pada ekspor yang negatif, jadi ada kontraksi ekspor di kuarter pertama. Hal itu menciptakan dinamika pada sisi impor yang juga menurun seperti juga harga komoditi. Resiko ini yang membuat proyeksi pertumbuhan Indonesia tahun ini menjadi 5,17 persen hingga 5,2 persen," ujarnya.
- Penulis :
- Nani Suherni